Definisi kata retorika berlimpah, tetapi sering didefinisikan sebagai seni komunikasi formal yang efektif dan persuasif, baik tertulis atau lisan. Ruang lingkup dan peran retorika dalam masyarakat telah menjadi topik diskusi sejak Yunani kuno. Di masa lalu, bahasa retorika dianggap sebagai domain dari sekelompok orang berpengaruh terpilih dalam masyarakat, tetapi komunikasi massa telah membuka bahasa musyawarah dan persuasif untuk semua orang. Beberapa ahli modern telah memperluas definisi retorika untuk memasukkan segala bentuk komunikasi dan mengatakan bahwa retorika meresapi setiap interaksi.
Kata retorika berasal dari dua kata Yunani yang berarti “oratoris” dan “pembicara publik.” Plato merasa bahwa peran retorika dalam masyarakat sebagian besar terbatas pada politik dan arena publik; namun, muridnya, Aristoteles, menganggap seni komunikasi persuasif berdampak pada banyak bidang selain hanya politik. Aristoteles mengembangkan lima kanon retorika: penemuan argumen persuasif, pengaturan bahasa, pengembangan gaya komunikasi, menghafal poin persuasif kunci, dan penyampaian pidato yang efektif. Menurut Aristoteles, karakter pembicara, logika argumen, dan keadaan emosional audiens semuanya dapat berkontribusi pada kekuatan pidato retoris.
Peran retorika dalam masyarakat telah sangat berubah sejak Yunani kuno. Setelah domain dari beberapa orang terpilih, seperti politisi, pengacara dan pendidik, retorika sekarang di mana-mana karena media massa. Pesatnya pertumbuhan komunikasi dari media cetak seperti buku dan surat kabar hingga perkembangan televisi, radio dan komputer telah mengubah fungsi retorika dalam masyarakat seluruhnya. Ini terutama benar sejak munculnya Internet dan situs media sosial yang menyediakan berbagai sudut pandang dari setiap sudut. Semakin banyak orang dibombardir dengan berbagai sudut pandang.
Beberapa ahli teori modern membawa definisi yang lebih luas untuk kata retorika, mengklaim bahwa setiap kali seseorang berkomunikasi itu adalah bentuk retorika. Teori ini menyiratkan bahwa ketika orang menggunakan bahasa mereka selalu berusaha untuk membujuk atau membentuk opini. Ini menyiratkan bahwa bahkan ketika seseorang dengan santai menghabiskan waktu dengan seorang teman, percakapannya dimaksudkan untuk mengomunikasikan persepsi atau sudut pandang. Jika seseorang berkomunikasi hanya karena dia ingin diterima atau membutuhkan persahabatan manusia, itu adalah bentuk persuasi. Beberapa definisi retorika menjadi begitu kabur bahkan termasuk komunikasi non-verbal.
Banyak ahli dan non-ahli sama-sama setuju bahwa bahasa membentuk gagasan seseorang tentang realitas. Seringkali apa yang tidak memiliki asosiasi kata tidak ada, dan bahasa memungkinkan orang untuk mengkategorikan dan memproses informasi yang mereka terima melalui indera. Tanpa kemampuan untuk menempatkan persepsi ke dalam kategori, otak seseorang akan kelebihan beban. Jika retorika adalah bentuk komunikasi apa pun, jelaslah bahwa retorika itu merupakan fondasi utama masyarakat dan kehidupan.