Penelitian tentang otak, sistem saraf, dan gangguan psikologis atau suasana hati telah memberikan informasi tentang neurotransmiter dan pengaruhnya. Pemancar ini adalah bahan kimia endogen, yang berarti mereka dibuat di dalam tubuh. Ada banyak neurotransmiter yang dibuat oleh sel yang berbeda, tetapi ada tiga neurotransmiter yang diketahui mempengaruhi fungsi mental: dopamin, norepinefrin, dan serotonin. Masing-masing bahan kimia ini mempengaruhi depresi dengan cara yang berbeda, baik sendiri atau bersama-sama, dan memiliki peran dalam mengatur suasana hati, kesenangan, dan tidur.
Neurotransmitter adalah bahan kimia pesan. Mereka memiliki fungsi utama membawa pesan antar sel. Neurotransmitter berjalan dari satu neuron, menuruni sinaps, dan ke reseptor neuron tetangga. Ada berbagai jenis sel dalam tubuh, dan setiap jenis sel menghasilkan neurotransmiter yang berbeda. Sebuah link dalam peran neurotransmiter dalam depresi telah ditemukan melalui studi penelitian.
Dopamin adalah salah satu kemungkinan kontributor peran neurotransmiter dalam depresi. Neurotransmitter ini memengaruhi suasana hati dan kesenangan. Peningkatan kadar dopamin menyebabkan paparan berkepanjangan. Penelitian telah menunjukkan bahwa reseptor di otak menyebabkan protein pengatur menjadi tidak aktif, mengakibatkan keadaan tertekan ketika seseorang terkena stres. Penurunan kadar dopamin juga dapat menyebabkan perkembangan depresi.
Kontributor lain yang diketahui untuk peran neurotransmiter dalam depresi adalah norepinefrin. Neurotransmitter ini mengatur respons stres. Sementara kadar norepinefrin yang rendah dapat menyebabkan depresi, tidak setiap orang yang menderita depresi akan memiliki kadar yang rendah. Beberapa orang akan mengalami penurunan norepinefrin, tetapi tidak cukup untuk menyebabkan depresi. Dalam kasus ini, serotonin memiliki efek pada tingkat norepinefrin.
Sebagai pengaruh lain pada peran neurotransmiter dalam depresi, serotonin dapat berkontribusi terhadap depresi dalam dua cara. Dengan sendirinya, penurunan kadar serotonin dapat menyebabkan depresi berat. Dalam beberapa kasus, kecenderungan bunuh diri disebabkan oleh penurunan kadar serotonin. Serotonin juga dapat mempengaruhi kadar norepinefrin. Beberapa pasien akan mengalami penurunan serotonin yang juga menyebabkan penurunan kadar norepinefrin.
Neurotransmitter biasanya seharusnya mengandalkan satu sama lain untuk menjaga keseimbangan dalam tubuh. Sayangnya, masalah dengan satu neurotransmitter dapat memainkan peran besar dalam neurotransmiter dalam kasus depresi. Terjadi reaksi berantai. Bagi banyak orang yang menderita depresi, beberapa neurotransmiter menyebabkan gejala. Sebagai hasil penelitian, dokter sekarang mengetahui mengapa beberapa orang tidak merespon obat yang hanya menargetkan satu neurotransmiter.