Apa Peran Korteks Frontal?

Peran utama dari korteks frontal adalah untuk mengarahkan dan mengkoordinasikan fungsi bagian lain dari otak, baik melalui proses pemikiran sadar dan pengambilan keputusan dan dengan menggambar pada sumber daya saraf lainnya pada tingkat bawah sadar. Ini memerlukan penerimaan masukan dari semua indera tubuh dan memproses masukan itu untuk menyoroti bagian informasi yang paling penting. Korteks frontal juga bertanggung jawab atas kemampuan otak untuk membuat rencana jangka panjang, memiliki peran dalam mengatur emosi, dan terlibat dalam kreativitas dan pemikiran orisinal.

Salah satu fungsi kunci dari wilayah otak ini melibatkan integrasi dan penyaringan informasi sensorik. Indra manusia memberi otak banyak informasi sensorik dari dunia, dan otak tidak dapat memproses semuanya secara langsung. Salah satu tugas korteks prefrontal adalah menyaring dan menyortir informasi sensorik. Hal ini memungkinkan informasi penting untuk diperhatikan, dipertimbangkan, dan ditindaklanjuti, sementara informasi yang lebih sepele dapat diabaikan.

Kontrol impuls dan perencanaan jangka panjang adalah keterampilan penting bagi manusia, dan keterampilan ini berakar pada fungsi korteks frontal. Lobus frontal yang berfungsi dengan baik mampu menyaring impuls yang muncul di tempat lain di otak. Proses ini memungkinkan otak untuk secara selektif mengesampingkan impuls yang berharga dalam keadaan tertentu tetapi tidak sesuai pada keadaan lain. Respons rasa takut yang serupa terjadi saat dihadapkan pada bahaya fisik dan saat menghadapi pertemuan penting namun menantang, tetapi lari hanya merupakan respons yang tepat dalam salah satu situasi tersebut. Korteks frontal bertanggung jawab untuk menentukan situasi mana yang benar-benar memerlukan penerbangan.

Wilayah otak ini juga bertanggung jawab untuk mengesampingkan impuls jangka pendek bila diperlukan untuk mengejar tujuan jangka panjang. Naluri manusia menunjukkan bahwa makan sampai kenyang ketika makanan tersedia adalah strategi bertahan hidup yang tepat. Korteks frontal mampu mengenali kerugian jangka panjang yang terkait dengan rencana semacam itu. Kerusakan pada bagian korteks ini dapat mengakibatkan ketidakmampuan untuk membuat atau mematuhi rencana jangka panjang dan dapat bermanifestasi sebagai sikap apatis.

Korteks frontal adalah salah satu area otak manusia yang berkembang paling akhir. Dengan demikian, sebagian besar diisi dengan fungsi kognitif yang relatif baru, seperti bahasa, yang tidak dirancang untuk diproses oleh sebagian besar otak mamalia lainnya. Pasien yang mengalami kerusakan pada bagian tertentu dari korteks frontal mengalami kesulitan dengan tugas bahasa.

Lobus frontal juga berperan dalam membuat dan mengakses memori. Ini sangat menentukan bagian informasi mana yang layak disimpan untuk diingat di masa mendatang, dan kerusakan pada wilayah ini dapat menyebabkan masalah dengan pembuatan dan pemanggilan kembali ingatan. Hubungan dengan memori kerja ini terkait dengan fungsi tambahan korteks frontal, yaitu perannya dalam kreativitas. Pasien yang mengalami kerusakan pada area ini atau yang telah menjalani lobotomi, memutuskan koneksi ke area ini, menunjukkan tingkat pemikiran kreatif yang jauh berkurang.