Apa Penyebab Umum Jaringan Parut Ginjal?

Jaringan parut ginjal terjadi di pembuluh darah kecil di ginjal yang dikenal sebagai glomeruli, dan karena itu juga dikenal sebagai glomerulosklerosis. Penyebabnya sering tidak diketahui, tetapi dalam banyak kasus, itu adalah akibat dari infeksi, penyakit, kelebihan racun atau penyalahgunaan obat. Penyebab umum termasuk diabetes, lupus, infeksi saluran kemih dan radang tenggorokan. Jaringan parut pada ginjal dapat diperlambat, tetapi tidak dapat dikembalikan setelah kerusakan terjadi. Jika tidak diobati dan dirawat tepat waktu, dapat menyebabkan gagal ginjal.

Salah satu penyebab paling umum dari jaringan parut ginjal adalah diabetes. Ginjal bertanggung jawab untuk menyaring darah, dan ketika kelebihan glukosa hadir, itu menyebabkan ginjal bekerja lebih keras untuk menjaga darah tetap bersih. Hal ini pada akhirnya dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan bekas luka ginjal. Seseorang yang menderita diabetes dapat membantu dalam mencegah jaringan parut dengan menjaga kadar gula darah dengan nutrisi yang tepat, olahraga dan minum obat seperti yang diinstruksikan.

Lupus adalah penyebab umum lain dari jaringan parut ginjal. Ini adalah gangguan autoimun kronis yang paling sering menyebabkan peradangan pada persendian, tetapi juga dapat mempengaruhi ginjal. Penyakit ini dapat menyebabkan peradangan pada glomeruli, yang kemudian berkontribusi pada bekas luka ginjal. Penyakit radang lain yang menyebabkan peradangan pada ginjal juga dapat menyebabkan jaringan parut.

Penyakit menular seperti infeksi saluran kemih, infeksi kulit atau radang tenggorokan juga dapat menyebabkan jaringan parut ginjal. Ini karena infeksi dapat menyebabkan tubuh memproduksi antibodi dalam jumlah berlebih, yang kemudian dapat berakhir di glomeruli dan menyebabkan peradangan. Penyebab lain dari bekas luka ginjal termasuk penyakit hati kronis, penyalahgunaan obat dan peradangan atau pengerasan pembuluh darah di ginjal. Tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol tinggi juga berperan dalam jaringan parut ginjal.

Bekas luka ginjal dapat dideteksi melalui urinalisis. Tes ini mampu mendeteksi tingkat protein yang tinggi, atau sel darah merah, yang merupakan tanda-tanda umum dari ginjal atau jaringan parut. Biopsi mungkin juga diperlukan, karena membantu mendeteksi lesi ginjal.

Meskipun tidak ada obat untuk jaringan parut ginjal, ada pengobatan dan perawatan yang tersedia untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada ginjal. Diet rendah lemak, protein dan garam dapat membantu memperlambat perkembangan jaringan parut. Obat anti-inflamasi, antibiotik dan suplemen vitamin D juga dapat membantu. Dalam kasus yang parah, dialisis ginjal atau transplantasi ginjal dapat dilakukan untuk menyelamatkan nyawa individu.