Dalam kebanyakan kasus, infeksi jamur berulang disebabkan oleh paparan terus-menerus terhadap iritasi atau bakteri. Penyebab umum lainnya untuk infeksi jamur kronis bisa jadi adalah reaksi alergi terhadap jenis alat kontrasepsi tertentu. Dalam beberapa kasus, infeksi jamur dapat disebabkan oleh kondisi mendasar yang lebih serius, seperti human immunodeficiency virus (HIV). Biasanya, penyebab infeksi jamur berulang dan terisolasi seringkali sama. Perbedaan utama dengan kasus rekuren adalah penyebabnya tidak diketahui, sehingga kondisi terus berulang.
Infeksi ragi biasanya disebabkan oleh penumpukan bakteri di area selangkangan. Hal ini juga berlaku dengan infeksi jamur berulang. Sejumlah penumpukan bakteri di sekitar selangkangan dianggap normal, tetapi terkadang jumlah bakteri meningkat dan hasilnya adalah infeksi jamur.
Penyebab eskalasi bakteri seringkali berkaitan dengan pemakaian celana dalam atau celana yang terlalu ketat. Ini mengganggu sirkulasi udara di sekitar selangkangan dan meningkatkan kondisi perkembangbiakan bakteri. Jika pakaian ketat adalah penyebab infeksi jamur, infeksi kemungkinan akan berlanjut sampai gaya pakaian yang lebih longgar diadopsi. Infeksi jamur yang berulang juga dapat disebabkan oleh kebersihan yang buruk. Mengenakan pakaian dalam yang kotor atau tidak cukup mandi dapat menyebabkan bakteri menyebar.
Dalam beberapa kasus, infeksi jamur berulang kali dapat disebabkan oleh penyakit dan kondisi tertentu, seperti diabetes, HIV, dan multiple sclerosis. Wanita dengan diabetes tampaknya memiliki insiden infeksi jamur yang lebih tinggi, dan ini diyakini disebabkan oleh kadar glukosa yang lebih tinggi dalam cairan yang dikeluarkan dari vagina. HIV dan multiple sclerosis adalah kondisi yang dapat memengaruhi sistem kekebalan dan respons tubuh terhadap bakteri.
Banyak wanita mencoba untuk mengobati infeksi jamur tanpa bantuan dokter. Banyak perawatan yang dijual bebas telah terbukti efektif dalam memerangi bakteri penyebab infeksi. Umumnya, jika infeksi tidak membaik dalam 7-10 hari, dokter mungkin harus diperiksa. Kadang-kadang infeksi jamur yang tidak merespon pengobatan yang dijual bebas mungkin bukan infeksi jamur sama sekali, tetapi kondisi yang sedikit lebih serius yang disebut vaginitis. Vaginitis memiliki sebagian besar gejala yang sama dengan infeksi jamur, tetapi sering kali disertai bau yang tidak sedap dan sensasi terbakar.
Beberapa profesional kesehatan percaya bahwa diet mungkin berperan dalam infeksi jamur berulang. Wanita yang makan makanan tinggi gula dan karbohidrat tampaknya lebih rentan terhadap infeksi jamur daripada mereka yang makan makanan tinggi protein dan serat. Selain itu, beberapa ahli medis percaya bahwa makan yogurt setiap hari dapat membantu mencegah bakteri vagina berkembang biak.