Seorang pasien dapat memiliki tes fungsi hati yang abnormal karena berbagai alasan. Secara umum, peningkatan tes laboratorium ini disebabkan oleh kerusakan hati. Sejumlah infeksi, termasuk yang disebabkan oleh virus hepatitis, menyebabkan tes ini menjadi tidak normal. Obat-obatan atau zat lain yang beracun bagi hati juga dapat menyebabkan hasil yang tidak normal. Penyakit yang berasal dari hati, termasuk steatohepatitis non-alkohol, juga dapat menyebabkan hasil abnormal pada tes fungsi hati.
Salah satu alasan untuk memiliki tes fungsi hati yang abnormal adalah infeksi. Virus, termasuk hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, dan hepatitis E, dapat menyebabkan perubahan akut atau kronis pada tes fungsi hati. Untuk alasan ini, sebagian besar pasien dengan tes hati yang tinggi akan menjalani tes darah untuk bukti infeksi virus ini. Virus lain, termasuk virus Epstein-Barr (EBV), cytomegalovirus (CMV), dan human immunodeficiency virus (HIV) dapat membahayakan hati. Infeksi bakteri dan infeksi parasit juga dapat menginfeksi hati, tetapi virus cenderung lebih sering menginfeksi organ ini dibandingkan dengan jenis patogen lainnya.
Banyak obat yang berbeda atau zat tertelan lainnya dapat menyebabkan hasil abnormal pada tes fungsi hati. Alkohol sangat beracun bagi hati, dan umumnya mempengaruhi kemampuan hati untuk melakukan tugasnya. Obat-obatan termasuk asetaminofen, obat-obatan kelas statin, metotreksat, dan agen kemoterapi juga merupakan penyebab umum peningkatan tes ini. Bahkan pengobatan alami, termasuk herbal dan vitamin, dapat menyebabkan kerusakan pada hati. Untuk alasan ini, dokter yang menyelidiki alasan mengapa pasien memiliki tes fungsi hati yang abnormal perlu menanyai pasien dengan hati-hati tentang setiap dan semua obat dan zat lain yang diminum selama beberapa bulan terakhir.
Penyakit lain yang berasal dari hati juga dapat menyebabkan tes fungsi hati yang abnormal. Steatohepatitis non-alkohol (NASH) berkembang pada banyak pasien yang berhubungan dengan obesitas, diabetes, atau peningkatan kadar kolesterol darah, dan kondisi ini menyebabkan peningkatan ringan pada tes fungsi hati. Ini adalah salah satu penyakit hati yang paling umum yang menyebabkan pasien memiliki hasil laboratorium yang tidak normal. Penyakit yang lebih jarang seperti penyakit Wilson, penyakit alfa-1-antitripsin, hemokromatosis, hepatitis autoimun, dan sirosis bilier primer juga dapat menyebabkan peningkatan hasil tes ini. Seringkali, dokter mungkin memeriksa penyakit ini setelah beberapa penyebab lain yang lebih umum dari kelainan tes fungsi hati telah dikesampingkan.
Pasien yang sakit parah dapat memiliki tes fungsi hati yang abnormal karena alasan lain. Penurunan aliran darah ke hati, baik dari gagal jantung atau infeksi berat, menyebabkan peningkatan drastis tingkat enzim hati dalam darah. Untuk alasan ini, yang terbaik adalah memeriksa fungsi hati saat pasien sehat untuk menghindari peningkatan yang hanya terjadi karena penyakit akut yang parah.