Mata berair atau berair terjadi ketika tubuh memproduksi air mata terlalu cepat. Biasanya ada keseimbangan antara produksi air mata dan kehilangan air mata, tetapi pengaruh luar seperti sinar matahari yang cerah dan angin kencang dapat menyebabkan air mata menguap, mengganggu keseimbangan dan menyebabkan mata berair. Berbagai gangguan mata, internal atau eksternal, juga dapat mengganggu keseimbangan ini dan menyebabkan mata berair berlebihan. Misalnya, berbagai alergen di udara dapat menyebabkan produksi air mata tingkat tinggi, seperti halnya benda asing atau bulu mata di mata. Selain itu, situasi yang sangat emosional dapat menyebabkan menangis, kondisi lain di mana mata menghasilkan air mata pada tingkat yang lebih tinggi dari yang diperlukan.
Alergi, terutama terhadap berbagai alergen di udara, seperti jamur, debu, bulu, atau serbuk sari, adalah salah satu penyebab mata berair yang paling menonjol. Partikel kecil alergen ini masuk ke mata, menyebabkannya berair dan, dalam banyak kasus, menjadi merah dan gatal atau iritasi. Terkadang, angin dapat meniupkan partikel yang lebih besar, seperti potongan tanaman atau bulu mata, ke mata seseorang; hal ini juga menyebabkan mata berair, yang seringkali berlangsung hingga benda tersebut dapat dikeluarkan. Benda-benda tersebut juga dapat menyebabkan luka kecil atau lecet pada mata, yang sering kali menyebabkan mata berair dan tidak nyaman dalam jangka waktu lama.
Dalam beberapa kasus, mata berair dapat disebabkan oleh faktor lingkungan yang tidak terkait dengan alergen atau partikel. Angin, dingin, atau sinar matahari yang intens juga dapat menyebabkan mata berair. Angin dan matahari, khususnya, dapat meningkatkan kecepatan penguapan air mata. Mata kemudian air pada tingkat yang meningkat untuk menjaga kelembaban mata.
Penyebab umum lainnya dari mata berair dan berair adalah kondisi yang dikenal sebagai mata kering. Mata individu dengan kondisi ini tidak menghasilkan air mata basal – air mata normal yang terus-menerus diproduksi untuk tujuan pelumasan – pada tingkat yang cukup cepat. Mata kering, kemudian, tidak dilumasi dengan baik dan dapat menjadi lebih mudah teriritasi daripada mata yang dilumasi dengan baik. Iritasi memicu produksi “air mata refleks” seperti yang dihasilkan sebagai respons terhadap debu, alergen, atau kondisi cuaca. Individu dengan mata kering, kemudian, mungkin mengalami periode kekeringan yang lama dan tidak nyaman di mata diikuti oleh iritasi dan penyiraman yang berlebihan.
Mata umumnya berair untuk mengeluarkan beberapa iritasi, sehingga pengobatan mata berair jarang ditujukan untuk benar-benar menghentikan penyiraman. Sebaliknya, ini ditujukan untuk mencegah iritasi sejak awal. Berbagai obat alergi dapat mengurangi iritasi dari alergen dan karenanya mengurangi mata berair. Tetes mata dapat menjaga mata kering tetap terlumasi, sehingga mengurangi kemungkinan iritasi dan mencegah robekan berlebihan.