Kedutan otot adalah kontraksi dan relaksasi kecil yang tidak disengaja dari kelompok otot atau saraf motorik tunggal. Kedutan ini sangat umum dan biasanya tidak diperhatikan, tetapi terkadang, mereka menjadi berlebihan atau tidak nyaman dan mungkin memerlukan perhatian. Penyebab kedutan otot bisa bermacam-macam, mulai dari overdosis kafein hingga kerusakan saraf. Dalam banyak kasus, kedutan bersifat jinak dan akan hilang dengan sendirinya atau mudah diobati, meskipun kasus lain mungkin memerlukan intervensi medis.
Olahraga dan stres adalah dua penyebab paling umum dari kedutan otot. Kejang dapat terjadi pada setiap otot tubuh selama latihan, tetapi sebagian besar dirasakan di tangan dan lengan serta tungkai dan kaki. Kedutan biasanya terjadi karena bahan kimia tertentu dilepaskan ke dalam tubuh setelah latihan yang membuat stres, yang dapat mengubah rangsangan jaringan otot. Kecemasan dan stres juga dapat memicu kedutan, yang dapat memengaruhi tubuh dan wajah. Kedutan yang berhubungan dengan stres sering dianggap sebagai hasil dari respons melawan atau lari internal, tetapi juga dapat terjadi karena sumber stres, seperti dehidrasi atau rasa sakit yang luar biasa.
Terkadang, penyebab kedutan otot tidak berbahaya dan tidak terkait dengan penyakit fisik. Overdosis bahan kimia tertentu dapat menyebabkan kejang yang tidak disengaja pada otot, dan ini terutama berlaku untuk minuman yang mengandung kafein. Selain itu, obat-obatan tertentu, seperti terapi estrogen, diuretik, dan kortikosteroid, mungkin memiliki efek samping otot berkedut.
Meskipun sebagian besar hal yang menyebabkan kedutan tidak berbahaya, yang lain mungkin lebih parah. Jika kejang yang tidak disengaja disebabkan oleh kondisi yang mendasarinya, mereka akan sering menjadi salah satu dari banyak gejala. Misalnya, penyakit Lou Gehrig dapat menyebabkan kejang bersama dengan kelemahan otot dan kram, serta bicara cadel dan sesak napas. Anemia, selain otot berkedut, dapat menyebabkan sakit kepala, pusing, atau kelelahan.
Kedutan juga bisa menjadi indikasi saraf rusak atau terjepit. Ada lebih dari 100 jenis kerusakan saraf, dan penyebabnya sangat beragam. Beberapa kerusakan mungkin disebabkan oleh penyakit autoimun atau kanker; lain mungkin terjadi karena penyakit motor neuron atau trauma. Meskipun kondisi ini akan menghadirkan sejumlah gejala tambahan, kerusakan saraf motorik terkadang juga menyebabkan kelumpuhan serta kelemahan dan atrofi otot.