Apa Penyebab Dermatitis Seboroik?

Dermatologis tidak mengetahui penyebab pasti dermatitis seboroik, tetapi banyak dari mereka menunjukkan beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kondisi kulit ini. Stres emosional, kekeringan kulit musiman, dan adanya jamur tertentu dalam sekresi minyak kulit sering kali terdaftar sebagai kemungkinan penyebab dermatitis seboroik. Beberapa penderita dengan gejala ini bisa lebih rentan terhadap wabah ruam dermatitis daripada yang lain. Orang dengan dermatitis seboroik sering menerima diagnosis pasti hanya setelah dokter mengesampingkan kemungkinan infeksi kulit lain yang menunjukkan gejala serupa. Dokter yang merawat individu dengan kondisi kronis, seperti penyakit Parkinson, terkadang melaporkan bahwa pasien ini dapat memiliki kasus dermatitis seboroik yang lebih tinggi.

Gejala umum dermatitis seboroik termasuk bercak gatal, merah, dan lunak di permukaan kulit. Meskipun gatal, bercak kulit ini terkadang juga memiliki tekstur berminyak, terutama di area tubuh yang biasanya tidak terpapar udara terbuka. Kulit kepala, ketiak, daerah sendi pinggul, dan selangkangan sangat rentan terhadap wabah dermatitis seboroik. Sementara udara musim dingin yang kering dan dingin itu sendiri tidak dianggap sebagai penyebab pasti dermatitis seboroik, itu dapat membuat ruam yang lebih parah pada beberapa individu. Orang yang mengalami wabah bersama dengan tingkat stres yang tinggi seringkali dapat mengelola dermatitis seboroik mereka dengan teknik pengurangan kecemasan yang teratur.

Beberapa ahli kulit menunjukkan adanya jamur yang disebut malassezia sebagai kemungkinan penyebab dermatitis seboroik. Ketika ragi ini bercampur dengan bakteri normal dalam sekresi sebum kulit, hal itu berpotensi menyebabkan dermatitis seboroik pada orang yang memiliki kepekaan terhadap ragi malassezia. Meskipun jamur ini dapat menjadi penyebab dermatitis seboroik, para peneliti medis biasanya menunjukkan bahwa dalam uji klinis, jamur ini tidak menyebar dari orang ke orang seperti halnya jenis infeksi jamur lainnya. Beberapa peneliti juga menyarankan bahwa fluktuasi hormon tertentu dapat menjadi penyebab tambahan dermatitis seboroik.

Metode pengobatan dermatitis seboroik sering kali mencakup pemberian obat antijamur topikal yang dapat mengurangi jumlah dan tingkat keparahan ruam. Penderita dengan bercak-bercak dermatitis di kulit kepala mereka biasanya diresepkan sampo dan kondisioner yang mengandung obat-obatan, seperti ciclopirox atau ketoconazole. Beberapa pasien dapat memiliki alergi terhadap zat-zat ini, sehingga kebanyakan dokter kulit hanya akan meresepkan perawatan ini kepada pasien yang telah dites negatif untuk sensitivitas kulit ini. Dokter-dokter ini juga biasanya akan meresepkan obat-obatan oral, seperti terbinafine, untuk beberapa kasus dermatitis seboroik yang parah.