Penyebab ataksia adalah genetika, penyakit, trauma, dan reaksi toksik. Dalam sekitar sepertiga kasus, tidak mungkin untuk menentukan penyebab kondisi tersebut. Setiap kerusakan pada otak kecil dapat menyebabkan ataksia. Kerusakan pada koneksi di sepanjang otak dan sumsum tulang belakang juga menyebabkan ataksia.
Ataksia adalah suatu kondisi di mana otak tidak mampu mengoordinasikan gerakan. Ini bisa menjadi kondisi ringan, kronis, atau penyakit progresif yang mengakibatkan kematian. Pasien yang menderita ataksia mengalami kesulitan berjalan, menelan, dan melakukan keterampilan motorik halus. Seperti penyebab ataksia, tingkat kecacatan bervariasi dari orang ke orang.
Kondisi kesehatan adalah beberapa penyebab paling umum dari ataksia. Stroke, palsi serebral, sklerosis multipel, dan tumor semuanya dapat merusak serebelum, yang menyebabkan ataksia. Bahkan stroke ringan, yang dikenal sebagai TIA, dapat menyebabkan ataksia. Dalam beberapa kasus, individu yang menderita cacar air dapat mengembangkan bentuk ataksia sementara yang hilang dengan sendirinya.
Kondisi lain yang dapat memicu ataksia adalah sindrom paraneoplastik. Ini adalah salah satu penyebab ataksia yang kurang umum. Ini adalah kondisi degeneratif yang berkembang ketika sistem kekebalan tubuh sendiri merespon tumor kanker dalam tubuh. Ataksia dapat berkembang berbulan-bulan hingga bertahun-tahun sebelum kanker didiagnosis.
Kecelakaan yang menyebabkan trauma otak dapat menyebabkan ataksia sementara atau permanen, tergantung pada jenis dan tingkat keparahan cedera. Beberapa individu dapat mengembangkan ataksia sebagai respons terhadap obat-obatan tertentu, seperti fenobarbital, paparan logam berat atau pelarut, atau sebagai akibat dari paparan obat atau alkohol jangka panjang. Penyebab ataksia ini dapat mengakibatkan kecacatan sementara atau permanen.
Penyebab turun-temurun untuk ataksia adalah akibat dari cacat pada gen. Hal ini menyebabkan gen membuat protein abnormal. Protein yang terpengaruh mengganggu kemampuan sel saraf untuk berfungsi. Tanpa kemampuan untuk berfungsi dengan baik, sel-sel saraf akhirnya mengalami degenerasi. Kasus ataksia di mana penyebabnya tidak dapat ditentukan disebut ataksia degeneratif sporadis.
Perawatan untuk ataksia termasuk terapi fisik dan okupasi untuk membantu tugas hidup sehari-hari dan untuk membangun kekuatan, serta terapi wicara untuk meningkatkan kemampuan menelan dan keterampilan komunikasi. Perangkat adaptif, seperti alat bantu jalan, dan alat bantu komunikasi membantu meningkatkan kualitas hidup individu yang menderita ataksia. Perawatan yang tepat untuk setiap individu dengan ataksia tergantung pada bagaimana penyakit ini mempengaruhi tubuh dan tingkat keparahan kondisinya.