Bank — seperti bisnis standar lainnya — perlu mendapatkan pengembalian finansial atas modal yang digunakannya. Pengembalian ekuitas untuk bank adalah ukuran umum yang mereka gunakan untuk menilai pengembalian yang dibuat atas modal awal yang diinvestasikan. Tanpa pengembalian yang substansial atas modal ini, bank mungkin menderita pendapatan rendah dan tidak mampu membayar biaya administrasi atau biaya standar lainnya. Uang yang diperoleh bank dari modal awal juga dapat menjadi bagian dari pendapatan bersih yang diperoleh bank. Investor seringkali cukup tertarik dengan pengembalian ekuitas untuk bank.
Banyak bank memulai seperti bisnis lainnya; setelah memenuhi persyaratan hukum untuk menyatakan operasi, pemilik kemudian mencari modal untuk melakukan transaksi. Dana ini dapat berasal dari pengusaha atau dari sekelompok investor siap pakai yang ingin menarik pendapatan pasif. Dana ekuitas merupakan uang yang diberikan kepada bisnis tanpa tanggal pengembalian yang dinyatakan atau rencana pembayaran lainnya. Pengembalian ekuitas bank membantu membayar pengembalian finansial kecil kepada investor untuk penggunaan modal ini. Oleh karena itu, pengembalian ekuitas yang lebih tinggi biasanya lebih menguntungkan daripada pengembalian yang lebih kecil.
Pengembalian ekuitas bagi bank juga dapat menjadi keunggulan kompetitif yang dilihat oleh investor. Sebagai contoh, sebuah bank besar dengan modal kerja yang baik sering menjadi target investasi baik oleh individu maupun bisnis lainnya. Sebuah bank dapat melaporkan laba atas ekuitas melalui laporan manajemen atau alat investasi lainnya. Hal ini memungkinkan pemangku kepentingan untuk belajar tentang perusahaan dan memutuskan apakah mereka harus berinvestasi atau tidak. Investasi yang lebih tinggi ke bank memungkinkan institusi untuk menggunakan lebih banyak modal daripada sebelumnya dan meningkatkan pengembalian finansialnya.
Probabilitas kerugian sama lazimnya atau sama berbahayanya bagi bank seperti halnya bagi perusahaan normal. Kegagalan untuk mengukur pengembalian ekuitas bank dengan benar dapat mengakibatkan tidak ditemukannya penurunan pengembalian keuangan. Pengembalian yang rendah sering berubah menjadi laba bersih yang lebih rendah, yang menyebabkan ketidakmampuan bank untuk membayar biaya dan kewajiban keuangan lainnya. Ketika ini terjadi, perusahaan akan kehilangan investor dan ekuitas, sehingga lebih sulit untuk mendapatkan keuntungan finansial. Satu-satunya cara untuk menghentikan arus keluar ini adalah menemukan opsi investasi yang menguntungkan untuk meningkatkan laba atas ekuitas.
Bank sering beroperasi di pasar yang sangat diatur. Sementara pengembalian ekuitas untuk bank harus cukup kuat untuk menjadikannya investasi yang solid, pengembalian yang terlalu tinggi bisa menjadi masalah. Bank dapat dilihat sebagai pelanggan yang mencongkel dengan suku bunga tinggi meskipun tidak demikian. Mengelola pengembalian ekuitas yang substansial dengan kegiatan filantropi dapat membantu mencegah masalah ini.