Patofisiologi syok septik melibatkan serangkaian interaksi antara organisme menular dan pejamu yang dapat menyebabkan kegagalan organ multi-sistem dan kematian. Ini dimulai ketika pasien terinfeksi dengan organisme seperti bakteri atau jamur, biasanya yang menghasilkan racun sebagai produk sampingan metabolisme. Ini memicu respons imun yang tidak terkendali, membahayakan sistem kardiovaskular dan menyebabkan hipoperfusi di seluruh tubuh. Saat organ mulai mengalami kekurangan oksigen, mereka gagal, dan tidak lagi mampu menopang kehidupan.
Dokter telah mencatat kasus syok septik selama berabad-abad, dan terus berjuang untuk memahami mengapa beberapa pasien mengalami komplikasi yang berpotensi fatal ini dan yang lainnya tidak. Penelitian patofisiologi syok septik memberikan informasi penting tentang bagaimana mencegah dan mengobati kondisi ini. Pengobatan idealnya dimulai dengan pencegahan melalui pengobatan agresif untuk infeksi. Setelah pasien mengalami syok, terapi suportif seperti infus cairan, ventilasi mekanis, dan dialisis mungkin diperlukan.
Langkah pertama dalam patofisiologi syok septik adalah infeksi awal organisme yang melepaskan racun ke dalam tubuh. Ini mengunci sel-sel kekebalan dan mulai memicu kaskade saat sistem kekebalan beraksi untuk melawan infeksi. Tingkat sitokin, protein yang digunakan untuk memberi sinyal pada sel-sel kekebalan, mulai meningkat, dan ini bisa menjadi titik kritis di mana sistem kekebalan secara efektif mencapai overdrive. Saat memburu organisme menular, ia juga mulai merusak tubuh, yang memicu pelepasan lebih banyak sel kekebalan.
Pembuluh darah mulai melebar sementara detak jantung melambat, yang menyebabkan tekanan darah turun. Tanpa tekanan darah yang memadai, jantung tidak dapat mengedarkan darah segar beroksigen ke seluruh tubuh. Mulai dari ekstremitas, organ berkembang iskemia, kekurangan oksigen yang dapat menyebabkan kematian jaringan jika tidak diobati. Organ juga mengalami iskemia, terutama yang membutuhkan darah tinggi, seperti hati dan ginjal. Ketika mereka gagal, serangkaian reaksi berantai dapat mulai terjadi, dan hasil akhir dari patofisiologi syok septik adalah koma dan akhirnya kematian.
Onset syok septik bisa sangat cepat setelah pasien mulai mencapai titik kritis. Hal ini membuat pemahaman patofisiologi syok septik sangat penting bagi pemberi perawatan yang perlu dapat melakukan intervensi untuk memberikan pengobatan. Mereka dapat menggunakan obat-obatan untuk meningkatkan tekanan darah, meningkatkan volume cairan, dan menggunakan tindakan lain untuk mencegah iskemia, misalnya. Jika pasien mengalami syok, terapi suportif diperlukan untuk membantu pasien tetap hidup, dan pemulihan tidak dijamin setelah kerusakan organ yang luas.