Struktur modal perusahaan adalah kombinasi dari sumber pendanaan yang menyediakan bisnis dengan pendapatan jangka panjang. Setiap bisnis menggunakan campuran sumber pendanaan jangka panjang yang berbeda, tetapi model struktur modal yang belum sempurna memberikan landasan dan arahan bagi manajer keuangan. Model struktur modal meliputi model ketergantungan, model kemandirian, model moderat, dan model pecking order.
Elemen dasar model struktur modal meliputi pembiayaan utang dan pembiayaan ekuitas. Pembiayaan hutang biasanya berbentuk pinjaman dan obligasi dan pembiayaan ekuitas, juga dikenal sebagai pembiayaan investasi, yang mencakup berbagai jenis saham. Perbedaan model struktur modal didasarkan pada efek potensial dari pembiayaan utang pada pembiayaan ekuitas. Dasar dari masing-masing model adalah teori efek utang yang berbeda.
Model ketergantungan berasal dari teori bahwa ekuitas selalu dipengaruhi oleh pembiayaan utang, dan setiap jumlah utang yang timbul meningkatkan biaya modal. Dalam model ini, setiap laba bersih yang diperoleh perusahaan diharapkan sesuai dengan total nilai pasar saham biasa perusahaan. Ini menjaga hubungan yang sempurna antara pendapatan dan ekuitas, tetapi, di pasar yang berfungsi, hubungan sempurna ini hampir tidak pernah ada. Sebaliknya, model ketergantungan dapat digunakan sebagai dasar untuk struktur modal.
Demikian pula, sebagian besar bisnis tidak akan dapat mengikuti model independensi, yang berteori bahwa tidak ada jumlah utang yang dapat memengaruhi ekuitas perusahaan. Misalnya, perusahaan dapat menerbitkan obligasi dan menggunakan modal dari obligasi tersebut untuk membayar dividen saham yang lebih tinggi. Dalam model lain, peningkatan penjualan saham akan dikaitkan dengan peningkatan dividen dan peningkatan utang, tetapi model ini tidak menghubungkan laba dengan utang. Model independensi bekerja dengan cara lain, menolak untuk mengakui dampak negatif dari utang pada kemampuan perusahaan untuk meningkatkan ekuitas.
Karena model struktur modal ketergantungan dan kemandirian keduanya ekstrem, banyak bisnis menggunakan struktur keuangan moderat. Beberapa perusahaan menggunakan perisai pajak untuk menjaga dari meningkatnya biaya utang. Bisnis lain dapat menggunakan model kemandirian secara teoritis, sambil tetap memperhitungkan kemungkinan kegagalan bisnis atau kebangkrutan karena pembiayaan utang. Jika risiko menjadi terlalu tinggi, bisnis dapat beralih model atau menurunkan utangnya.
Model pecking order menyatakan bahwa bisnis menggunakan cara yang paling murah untuk meningkatkan modal terlebih dahulu, perlahan-lahan pindah ke modal yang lebih mahal jika perlu. Misalnya, di bawah teori pecking order, sebuah perusahaan mungkin menghabiskan modal ekuitas terlebih dahulu, kemudian pendapatan, kemudian mendebit modal, jika benar-benar diperlukan. Modal hutang dibangkitkan dan dibelanjakan terakhir karena seringkali merupakan bentuk pembiayaan yang paling mahal.