Apa Model Pengeluaran yang Berbeda?

Model pengeluaran adalah upaya untuk menggunakan persamaan matematis untuk memetakan dan memprediksi perubahan perilaku konsumen secara keseluruhan dalam suatu perekonomian. Model tersebut digunakan dalam ekonomi makro, yang mengukur aktivitas di seluruh ekonomi, daripada ekonomi mikro, yang melihat pasar tertentu, misalnya dalam satu jenis produk atau layanan. Terlepas dari namanya, model pengeluaran dapat digunakan untuk menguji output produksi dalam suatu perekonomian; ini hanya karena nilai barang yang diproduksi dan dijual secara inheren sama dengan nilai total pengeluaran.

Yang paling mendasar dari berbagai model pengeluaran adalah pengeluaran agregat, yang merupakan salah satu cara untuk mengukur output perekonomian, yang lebih dikenal sebagai produk domestik bruto. Model ini menyatakan bahwa PDB terdiri dari total pengeluaran konsumen, pengeluaran investasi oleh bisnis, pengeluaran pemerintah, dan ekspor bersih. Dalam konteks ini, ekspor neto adalah nilai total barang yang diekspor dari suatu negara, dikurangi nilai total barang yang diimpor.

Pengeluaran agregat digunakan berbeda dengan pendekatan pendapatan, yang menyatakan bahwa PDB adalah total upah karyawan, keuntungan bisnis, sewa dan bunga. Logikanya adalah bahwa semua uang yang dibelanjakan orang dan bisnis untuk barang-barang yang diproduksi di suatu negara berakhir sebagai suatu bentuk pendapatan. Ada argumen bahwa model ini kurang akurat, karena tidak termasuk depresiasi atau pajak bisnis tidak langsung seperti pajak penjualan. Ini berarti angka PDB yang dihasilkan oleh model pendapatan biasanya akan lebih rendah daripada yang dihasilkan melalui pengeluaran agregat.

Angka yang dihasilkan oleh pengeluaran agregat membentuk dasar dari beberapa model pengeluaran yang lebih maju. Salah satunya adalah model penawaran agregat permintaan-agregat. Ini menggunakan komponen pengeluaran agregat, bersama dengan ukuran yang lebih spesifik seperti tingkat harga keseluruhan, untuk menghasilkan dua kurva pada grafik, yang mewakili keseluruhan tingkat permintaan dan penawaran dalam suatu perekonomian.

Seseorang yang menggunakan model permintaan agregat-penawaran agregat akan menggerakkan salah satu kurva sebagai respons terhadap perubahan tertentu dalam perekonomian, seperti kenaikan pajak secara keseluruhan, atau penurunan ekspor secara keseluruhan. Teori modelnya adalah bahwa pergerakan satu kurva mengubah titik perpotongan antara dua kurva; ini pada gilirannya menunjukkan efek perubahan itu pada tingkat output dan harga. Hal ini membuat model ini sangat populer di kalangan ekonom yang luas, karena dapat digunakan baik untuk ekonomi Keynesian, yang menekankan aktivitas pemerintah melalui pengeluaran dan perpajakan, dan ekonomi monetaris, yang menekankan kontrol jumlah uang beredar melalui tindakan seperti mencetak lebih banyak uang tunai. atau mengubah nilai tukar.