Model analisis kesenjangan membantu perusahaan menentukan perbedaan atau jarak antara apa yang mereka lakukan saat ini dan potensi maksimalnya. Model analisis yang berbeda mencakup penggunaan, potensi pasar, dan kesenjangan produk. Perusahaan sering melihat proses ini dalam hal efisiensi atau di mana bisnis gagal memenuhi tingkat peluang maksimumnya. Pemilik dan eksekutif cenderung menjadi individu yang bertanggung jawab atas model analisis kesenjangan, meskipun bantuan dari luar mungkin diperlukan. Jenis model yang berbeda dapat menentukan bagaimana perusahaan menyelesaikan proses.
Kesenjangan penggunaan dapat ditemukan dengan rumus dasar: potensi pasar dikurangi penggunaan yang ada sama dengan kesenjangan penggunaan. Misalnya, potensi permintaan widget di pasar saat ini adalah 40,000 unit. Namun, produsen widget terkemuka hanya memproduksi 35,000 unit; oleh karena itu, kesenjangan penggunaan adalah 5,000 unit. Model analisis kesenjangan dapat membantu perusahaan menentukan mengapa ada kesenjangan dan apa faktor terbesar dalam hal memperbaiki kesenjangan ini. Harga, kualitas, atau permintaan konsumen regional semuanya mungkin menjadi alasan masalah kesenjangan penggunaan.
Potensi pasar mewakili jumlah maksimum konsumen yang tersedia di pasar tertentu. Perusahaan-perusahaan yang sangat sukses di wilayah kecil sering kali mendapati penjualan mereka mencapai puncaknya. Model analisis kesenjangan dapat membantu mengkonfirmasi fakta bahwa bisnis tersebut kekurangan konsumen baru, yang membatasi atau menurunkan penjualan. Ketika ini terjadi, perusahaan perlu mulai mencari di tempat lain untuk meningkatkan penjualan dan potensi keuntungan mereka. Perusahaan domestik mungkin menemukan masalah ini, dengan satu-satunya solusi adalah menjual barang di pasar internasional.
Model product gap analysis cenderung melihat segmen perusahaan atau positioning gap dalam suatu pasar. Segmen mewakili titik individu di mana perusahaan memilih untuk menjual barang atau jasanya. Segmen pasar yang lebih sedikit berarti peluang yang lebih rendah untuk memaksimalkan penjualan dan keuntungan. Dalam beberapa kasus, sebuah perusahaan bahkan mungkin tidak menjual produk di segmen pasar yang paling menguntungkan. Model analisis kesenjangan dapat membantu menentukan masalah mana yang paling menjadi perhatian.
Kesenjangan posisi dalam hal produk terjadi ketika pendamping gagal menempatkan produk pada posisi yang tepat di pasar. Misalnya, sebuah perusahaan dapat memilih untuk menjadi pemimpin harga rendah untuk jenis barang atau jasa tertentu. Hasilnya, bagaimanapun, adalah keuntungan yang rendah dan penjualan yang tinggi yang mungkin melebihi produksi. Kebalikannya juga bisa benar; barang berkualitas tinggi yang dijual dengan harga tinggi mungkin tidak mendorong permintaan. Perusahaan kemudian harus mengubah positioning produknya agar berhasil.