Apa Manfaat Terapi Penerimaan dan Komitmen?

Ada daftar manfaat potensial dari terapi penerimaan dan komitmen (ACT) yang terus berkembang. Terapi ini memiliki penekanan yang sedikit berbeda dari terapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi perilaku dialektis (DBT), terutama dalam cara kerjanya dengan pemikiran negatif. Ini juga dianggap sedikit lebih mudah digunakan daripada CBT dan DBT, dan fokusnya pada perhatian dapat menarik. ACT cocok sebagai metode terapi atau sebagai pendekatan perbaikan diri. Dalam uji coba terbatas, telah terbukti efektif untuk berbagai kondisi.

Bagian dari pendekatan terapi penerimaan dan komitmen adalah untuk tidak menekankan kontrol pikiran. Mengubah pemikiran negatif ditekankan dalam DBT dan CBT, tetapi pekerjaan seperti itu mungkin membebani sebagian orang, terutama jika pikiran negatif sering muncul. ACT berpendapat bahwa pikiran negatif dan positif adalah “hanya pikiran”, dan itu bukan cara untuk menilai kesehatan. Sebaliknya orang disarankan untuk membiarkannya dan tidak menyia-nyiakan upaya untuk mengubahnya.

Ini dilakukan dengan proses yang disebut defusi dan ekspansi. Orang tersebut mengakui pemikiran itu dan membiarkannya berada secara mental, tetapi tidak melihatnya sebagai panggilan untuk respons atau tindakan emosional. Dalam sesi terapi, klien mempelajari berbagai cara untuk meredakan dan memperluas, yang memang membutuhkan latihan. Kebanyakan orang tidak akan pernah benar-benar mengabaikan pikiran mereka tetapi mereka dapat belajar bahwa pikiran atau pola pikir tertentu adalah cara untuk terjebak dalam perjuangan kontrol yang tidak sepadan.

Klien yang menjalani jenis perawatan ini mungkin mencatat bahwa terapi penerimaan dan komitmen sedikit lebih mudah digunakan. Ini memiliki lebih sedikit pekerjaan rumah daripada CBT dan DBT. Sebagian besar pelatihan terjadi secara langsung dalam sesi, yang mungkin memiliki kemiripan dengan “terapi bicara” yang khas. Terapis ACT berempati dan berpusat pada klien.

Aspek ACT yang dinikmati banyak orang adalah fokusnya pada mindfulness, yang diambil dari filosofi Buddhis. DBT berbagi penekanan ini dengan ACT, dan keduanya bekerja untuk membantu klien hadir pada saat itu. Orang yang mindful mungkin merasa bahwa mereka lebih sadar akan diri mereka sendiri, pikiran mereka, dan perasaan mereka pada waktu tertentu. Mereka sering melaporkan pengalaman hidup yang lebih kaya ketika mereka mampu memperhatikan saat ini.

Manfaat lain dari terapi penerimaan dan komitmen adalah bahwa ini bukan terapi eksklusif untuk orang yang memiliki penyakit. Banyak orang menyukai bentuk terapi ini sebagai metode swadaya. Ada beberapa buku self-help yang bagus tentang topik ini, dan salah satu yang terbaik dari buku-buku ini biasanya dinilai sebagai The Happiness Trap dari pakar ACT Russ Harris.
Dalam uji coba kecil, gangguan kecemasan, depresi, dan skizofrenia semuanya merespons dengan baik terhadap terapi penerimaan dan komitmen. ACT juga telah ditemukan bermanfaat dalam mengobati orang dengan penyakit kronis dan masalah penyalahgunaan zat. Psikolog olahraga yang telah menggunakan ACT melaporkan bahwa hal itu juga memiliki manfaat bagi atlet.