Rehabilitasi jantung adalah program yang berfokus pada kesehatan pasien jantung. Pasien yang menjalani program jenis ini biasanya dipantau oleh profesional medis, dan sering kali belajar tentang cara untuk meningkatkan gaya hidup mereka. Latihan rehabilitasi jantung biasanya membantu memperkuat jantung pasien serta tubuhnya. Latihan rehabilitasi jantung sering terdiri dari latihan aerobik dan latihan kekuatan.
Latihan rehabilitasi jantung sering dimulai baik setelah pasien dirujuk oleh dokternya atau setelah prosedur medis, seperti pemasangan stent atau operasi jantung. Pada awalnya, latihan ini intensitasnya sangat rendah. Pasien di rumah sakit, misalnya, sering didorong untuk berjalan di sekitar aula.
Setidaknya selama beberapa minggu pertama latihan rehabilitasi jantung, tanda-tanda vital pasien biasanya dipantau oleh dokter, perawat, atau ahli terapi fisik. Tekanan darah dan detak jantung akan dicatat. Apakah detak jantung pasien teratur atau tidak teratur juga biasanya akan dicatat.
Latihan aerobik, seperti berjalan kaki atau bersepeda, merupakan sebagian besar latihan rehabilitasi jantung. Ini biasanya akan dilakukan beberapa kali seminggu selama setengah jam sampai satu jam. Namun, ini dapat bervariasi, tergantung pada apa yang dianggap sebagai tingkat latihan yang aman untuk pasien tertentu. Selain membantu pasien menurunkan berat badan, latihan aerobik juga akan membantu memperkuat otot jantung. Seperti otot lainnya, semakin banyak jantung dilatih, semakin kuat jantungnya.
Otot-otot lain dalam tubuh dapat dikencangkan dengan latihan kekuatan, atau latihan beban. Terapi ini dapat mencakup aktivitas seperti angkat berat atau latihan resistensi lainnya. Seorang pasien biasanya akan memulai jenis latihan ini beberapa minggu setelah ia memulai latihan rehabilitasi jantung aerobik. Seperti rejimen latihan aerobik, pasien biasanya mulai dari yang kecil dan meningkatkan intensitas ketika dokter mereka yakin mereka siap. Misalnya, seorang pasien dapat memulai dengan mengangkat beban seberat lima pon dan menambahkan lebih banyak beban saat ia menjadi lebih kuat.
Kebanyakan dokter menyarankan agar pasien tetap mengikuti program rehabilitasi jantung selama beberapa bulan hingga satu tahun. Saat pasien berkembang dan menjadi lebih kuat, ia kemudian dapat mulai melakukan latihan yang lebih sulit atau intens. Selain itu, ia mungkin juga mulai lebih banyak berolahraga di rumah. Pada akhirnya, ia mungkin tidak memerlukan pengawasan profesional medis saat berolahraga.
Saat berolahraga, baik diawasi atau tidak, pasien jantung biasanya disarankan untuk waspada terhadap gejala berbahaya. Latihan apa pun yang menyebabkan pusing atau kesulitan bernapas, misalnya, harus dihindari. Juga, jika ada nyeri dada atau ketidaknyamanan yang dirasakan, pasien harus berhenti berolahraga dan memberi tahu dokternya sesegera mungkin.