Krisis keuangan 2007 dianggap oleh banyak orang sebagai bencana keuangan paling signifikan sejak Depresi Hebat. Dalam beberapa perkiraan, kerusakan akibat krisis keuangan 2007 jauh melebihi trauma tahun 1930-an, karena krisis modern memiliki efek yang jauh lebih besar pada ekonomi global. Meskipun dimulai di Amerika Serikat, krisis keuangan tahun 2007 dengan cepat menyapu perbatasan seperti tsunami, menyebabkan kehancuran keuangan yang meluas dan kerusakan yang mungkin memerlukan waktu puluhan tahun untuk sepenuhnya diperbaiki.
Para ekonom berbeda dalam interpretasi krisis keuangan 2007 dan penyebabnya, tetapi banyak yang setuju bahwa satu-satunya faktor paling kritis dalam krisis awal adalah jatuhnya pasar perumahan Amerika Serikat. Hal ini terjadi karena beberapa alasan yang saling berhubungan, termasuk peningkatan besar-besaran dalam hipotek subprime dan perluasan sekuritas berbasis hipotek yang berlebihan oleh lembaga keuangan.
Sekitar pergantian abad ke-21, tren penurunan suku bunga pinjaman federal membuka pasar perumahan bagi lebih banyak pembeli rumah daripada sebelumnya. Meskipun ini adalah cara yang baik untuk meningkatkan tingkat kepemilikan rumah, itu juga berarti bahwa banyak orang menerima hipotek dengan tingkat bunga yang sangat bervariasi, dengan kesan bahwa tingkat bunga tidak akan naik. Karena kepemilikan rumah tidak dapat meningkat selamanya, pasar mulai melambat sekitar tahun 2004, menyebabkan penurunan konstruksi dan secara bertahap meningkatkan suku bunga. Pemilik rumah mendapati pembayaran hipotek mereka meningkat secara dramatis, seringkali jauh melampaui kemampuan mereka untuk membayar. Hal ini menyebabkan gelombang penyitaan, sebagai orang mulai default di rumah mereka, yang mengarah pada kehancuran sub prime lender.
Jatuhnya pinjaman subprime menyebabkan awal kepanikan banyak pihak bertanggung jawab atas krisis keuangan 2007. Banyak perusahaan keuangan terbesar di pasar telah memanfaatkan pengurangan tingkat leverage untuk mengambil utang yang jauh melebihi investasi mereka. Tumbuhnya kesadaran akan posisi genting ini mengguncang kepercayaan pasar, karena investor, yang mencatat penurunan di pasar perumahan, mulai takut bahwa dana pensiun dan investasi mereka berada dalam bahaya gagal bayar yang serius. Karena semakin jelas bahwa nama-nama yang paling tepercaya dalam perbankan investasi berada di ambang kebangkrutan, investor mulai menarik dana, mendorong banyak lembaga keuangan melompat dari jurang kebangkrutan dan memohon intervensi pemerintah pada pertengahan 2007.
Krisis keuangan tahun 2007 ditanggapi dengan tindakan cepat oleh badan pengatur, banyak di antaranya dengan cepat memangkas suku bunga, memberikan dukungan bank sentral, dan bahkan menyita beberapa lembaga yang bangkrut di bawah kendali pemerintah. Namun demikian, kepanikan telah mencengkeram pasar pada titik ini, dan tidak ada intervensi yang dapat memulihkan kepercayaan investor. Pada tahun 2008, banyak pemerintah nasional memulai proses kontroversial dalam memberikan “dana talangan” kepada perusahaan investasi besar sebagai cara untuk menjaga ekonomi nasional dan global agar tidak runtuh. Para pendukung bailout menyarankan membiarkan lembaga-lembaga ini gagal akan membawa kehancuran finansial pada seluruh perekonomian, karena begitu banyak uang perusahaan dan individu terikat dalam keberadaan mereka. Lawan menyarankan bahwa bail-out sama saja dengan memberi penghargaan kepada lembaga keuangan karena membuat keputusan yang buruk, dan bahwa uang bail-out harus diserahkan kepada pembayar pajak daripada perusahaan yang bangkrut.
Krisis keuangan 2007 dengan cepat melahirkan tingkat pengangguran yang sangat besar, ekonomi yang menyusut, dan stagnasi di pasar investasi. Pemerintah, yang sudah berada di bawah tekanan yang cukup besar dari pemberian dana talangan, sekarang menghadapi warga dengan kebutuhan yang meroket untuk pekerjaan, perawatan kesehatan, dan bantuan keuangan. Kejatuhan ekonomi Amerika menyebabkan masalah serius di seluruh dunia, karena banyak ekonomi nasional kehilangan bisnis, layanan, barang, dan program nirlaba yang berbasis di AS. Bahkan pada tahun 2010, ketika para ekonom yang penuh harapan menyatakan periode resesi ekonomi telah berakhir, banyak negara terus menderita akibat dari penurunan kepercayaan investor dan perubahan ekonomi AS.