Apa Kontraindikasi Trombolitik?

Trombolitik adalah obat yang melarutkan gumpalan dalam darah. Gumpalan ini dapat menyumbat arteri, mencegah oksigen masuk ke jaringan dalam tubuh dan menyebabkan kerusakan. Obat-obatan tersebut biasa digunakan sebagai pengobatan darurat dalam kondisi seperti serangan jantung dan stroke. Namun, trombolitik tidak dapat digunakan dalam setiap keadaan. Kontraindikasi untuk trombolitik, atau situasi di mana penggunaan obat ini tidak dianjurkan, dapat bersifat absolut atau relatif.

Kontraindikasi absolut berarti bahwa obat tidak boleh diberikan kepada pasien. Risiko pasien yang memakai obat ini lebih besar daripada efek positif yang mungkin ditimbulkan oleh obat tersebut. Kontraindikasi absolut untuk trombolitik termasuk jika pasien memiliki perdarahan internal aktif atau diseksi aorta yang dicurigai. Karena pasien dalam situasi ini sudah mengalami pendarahan hebat, atau berpotensi mengalami pendarahan, obat-obatan yang mencegah darah dari pembekuan bisa mengancam nyawa.

Situasi lain di mana obat harus dihindari termasuk jika pasien telah menjalani resusitasi kardiopulmoner traumatis atau memiliki kondisi interkranial, seperti cedera, tumor, atau aneurisma, dalam enam bulan sebelumnya. Tingkat kerusakan pada kondisi ini sering tidak diketahui selama beberapa bulan, dan obat trombolitik dapat menyebabkan perdarahan internal. Obat trombolitik juga tidak boleh diberikan kepada pasien yang memiliki hipertensi berat, sedang hamil, atau telah menjalani operasi besar dalam dua minggu sebelumnya. Akhirnya, dalam keadaan apa pun obat tidak boleh diberikan kepada pasien yang pernah mengalami reaksi alergi sebelumnya.

Kontraindikasi relatif untuk trombolitik termasuk situasi di mana memberikan obat kepada pasien dapat memiliki risiko yang signifikan, tetapi risiko ini dapat melebihi manfaat potensial. Dokter memutuskan situasi ini secara individual. Kontraindikasi relatif untuk trombolitik termasuk jika pasien memiliki kelainan perdarahan yang diketahui seperti hemofilia atau sedang menggunakan obat antikoagulan, seperti warfarin, yang mengurangi kemampuan darah untuk membeku. Pasien dengan penyakit ulkus peptikum, penyakit ginjal, atau retinopati diabetik juga dikontraindikasikan untuk trombolitik karena komplikasi perdarahan; namun, risiko ini mungkin lebih besar daripada kebutuhan akan obat tersebut.

Kontraindikasi relatif lain untuk trombolitik termasuk trauma baru-baru ini pada pasien atau operasi besar yang dilakukan dalam dua bulan sebelumnya. Pasien yang tekanan darahnya sangat tinggi tetapi saat ini terkontrol juga dapat dipertimbangkan sebagai calon obat jika mereka dalam keadaan sehat. Terakhir, pasien yang pernah mengalami kecelakaan serebrovaskular dapat diberikan obat tetapi harus diawasi secara ketat untuk memastikan tidak ada efek buruk.