Apa Komorbiditas ADHD yang Paling Umum?

Diperkirakan bahwa attention deficit hyperactive disorder (ADHD) disertai dengan, atau komorbid dengan, gangguan kesehatan mental atau neurologis lainnya pada sekitar 60 hingga 80 persen dari semua kasus ADHD. Komorbiditas ADHD termasuk masalah emosional seperti depresi dan kecemasan, gangguan neurologis seperti sindrom Tourettes, serta ketidakmampuan belajar dan bahkan enuresis, lebih dikenal sebagai mengompol. Dalam banyak kasus, komorbiditas ADHD dapat menghadirkan tantangan bagi profesional kesehatan mental, karena beberapa obat atau protokol perawatan ADHD dapat dikontraindikasikan dalam pengobatan kondisi komorbiditas. Faktor lain yang harus dipertimbangkan dalam pengobatan adalah bahwa beberapa komorbiditas ADHD mungkin disebabkan oleh tekanan sosial hidup dengan ADHD.

Pada anak-anak, komorbiditas ADHD yang umum mencakup berbagai masalah perilaku, yang dapat didiagnosis sebagai gangguan perilaku atau gangguan menentang oposisi, meskipun perilaku tersebut mungkin lebih merupakan manifestasi dari hiperaktivitas anak daripada yang lainnya. Depresi dan kecemasan adalah kondisi komorbiditas umum lainnya yang mungkin merupakan akibat dari isolasi sosial atau kesulitan dalam hubungan dengan orang tua, guru, dan figur otoritas. Mengompol kronis, komorbiditas ADHD yang umum, mungkin merupakan akibat dari kecemasan dan stres ini. Yang lebih menantang adalah masalah diagnosis yang tidak akurat dan kemungkinan menyebabkan lebih banyak kerugian melalui perawatan yang tidak tepat. Misalnya, beberapa gejala ADHD, termasuk kurangnya perhatian dan lekas marah, mungkin juga merupakan gejala autisme, sindrom Asperger, atau gangguan biopolar. Dalam kasus terakhir ada beberapa risiko memperburuk kondisi melalui perawatan farmasi umum untuk ADHD, yang sering melibatkan penggunaan obat stimulan.

Orang dewasa yang menderita ADHD sebagai anak-anak dapat terus menunjukkan gejala komorbiditas ADHD, dan dalam beberapa kasus dapat mengembangkan kondisi baru, mungkin sebagai akibat dari peristiwa traumatis dan harga diri rendah yang disebabkan oleh kesulitan sekolah dan sosial. Individu dengan gangguan perhatian defisit dewasa dapat terus berjuang dengan depresi dan kecemasan dan dapat mengobati sendiri melalui penggunaan dan penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol. Klien-klien ini mungkin terbukti sulit untuk diobati oleh dokter dan terapis, terutama jika ADHD mereka tidak didiagnosis di masa kanak-kanak. Beberapa orang dewasa menemukan bahwa gejala ADHD mereka berkurang seiring waktu, sehingga profesional kesehatan mental mungkin tidak mendiagnosis kondisi tersebut dan dengan demikian dapat kurang memahami riwayat individu. Tanpa informasi ini, pengobatan komorbiditas ADHD klien tersebut mungkin tidak efektif atau salah arah, karena klinisi tidak memahami bahwa kondisi tersebut merupakan komorbiditas dengan gangguan perkembangan yang sudah berlangsung lama.