Perkembangan dan fungsi manusia seringkali bergantung pada hormon, atau pembawa pesan kimiawi yang diproduksi oleh tubuh. Dokter dapat merekomendasikan perawatan berbasis hormon untuk beberapa kondisi medis, dan perawatan ini sering kali mencakup suntikan hormon. Pendukung perawatan tersebut menganjurkan efektivitas mereka yang terbukti dalam kelainan mulai dari defisiensi pertumbuhan hingga infertilitas. Sistem kekebalan yang diperkuat dan hasil yang cepat adalah manfaat lain yang diusulkan. Kritik terhadap suntikan hormon berpendapat bahwa perawatannya terlalu mahal, dapat menghambat produksi hormon alami, dan mungkin memiliki efek samping yang merusak.
Hormon dibuat dan didistribusikan oleh kelenjar di dalam tubuh. Mereka terutama berfungsi dalam perkembangan manusia. Misalnya, hormon pertumbuhan manusia (GH) pada anak-anak membantu individu tumbuh tinggi selama masa remaja. Ketika kadar hormon ini diubah, pematangan dan perkembangan normal akan terpengaruh.
Mungkin argumen terbesar untuk suntikan hormon adalah efektivitas pengobatan yang terbukti. Misalnya, hormon GH memiliki rekam jejak yang mapan dalam mendukung pertumbuhan tulang dan otot. Demikian pula, hormon kesuburan seperti hormon lutenizing dan hormon perangsang folikel membantu kemampuan reproduksi. Positif utama lainnya dari sebagian besar suntikan adalah peningkatan energi. Banyak hormon juga memiliki kemampuan yang ditunjukkan untuk kemampuan berpikir yang lebih tajam, mengobati noda kulit, dan memperlambat proses penuaan.
Penguatan sistem kekebalan bisa dibilang merupakan manfaat paling sehat dari terapi hormon, karena banyak hormon seperti prolaktin membantu menjaga sistem melawan penyakit alami tubuh. Tingkat hormon individu melemah seiring bertambahnya usia, dan sebagai akibatnya sistem kekebalan juga melemah. Selain itu, suntikan dapat memangkas lemak tubuh sebanyak 15 persen, membuat tubuh lebih sehat secara keseluruhan. Semakin banyak dokter bahkan menggunakan terapi hormon untuk perawatan pasca kanker untuk membantu mencegah kekambuhan.
Bagi individu yang menginginkan hasil yang cepat, suntikan hormon juga bisa sangat bermanfaat. Setiap obat yang disuntikkan biasanya akan menghasilkan efek cepat karena masuk ke aliran darah adalah langsung. Dengan demikian, hormon mencapai tujuan mereka lebih cepat.
Meskipun suntikan hormon menawarkan banyak kelebihan, orang harus mempertimbangkan dengan serius kekurangannya sebelum melakukan perawatan. Pertama, suntikan hormon sebenarnya terbukti merusak fungsi tubuh yang menurut dugaan mereka meningkat. Hormon buatan dapat menghambat produksi hormon alami, membuat tubuh bergantung pada suntikan. Ini dikenal sebagai kecanduan hormon. Kelenjar dapat ditandai sebagai tidak berguna oleh tubuh. Sementara manfaat jangka pendek mungkin terlihat, efek jangka panjang dari suntikan hormon memerlukan studi lebih lanjut.
Biaya menghadirkan hambatan lain untuk terapi hormon bagi banyak individu. Perawatan diberikan oleh spesialis melalui resep, dan beberapa kunjungan harus dijadwalkan untuk rejimen pengobatan lengkap. Setiap sesi individu mungkin cukup mahal, dan perawatan mungkin atau mungkin tidak ditanggung oleh asuransi.
Banyak pasien menganggap efek samping sebagai kelemahan utama dari setiap intervensi medis, dan suntikan hormon tidak terkecuali. Efek samping yang khas termasuk mual atau muntah. Efeknya bisa menjadi lebih serius dalam beberapa kasus: masalah yang berhubungan dengan tulang seperti radang sendi dan kelainan bentuk dapat terjadi, seperti halnya tekanan darah tinggi dan kemurungan. Beberapa peneliti bahkan menyarankan hubungan antara suntikan hormon dan timbulnya diabetes atau kanker. Konsekuensi ini mungkin karena kapasitas suntikan untuk mengubah metabolisme tubuh, penebalan tulang, dan menyebabkan tubuh menahan cairan.
Alternatif untuk suntikan hormon termasuk suplemen hormon oral atau pelepas hormon. Perawatan ini bisa menghilangkan beberapa kelemahan yang signifikan dari suntikan. Misalnya, obat yang diminum dalam bentuk pil mungkin lebih murah dan memerlukan lebih sedikit kunjungan dokter. Selain itu, daripada memberikan tubuh dengan hormon yang disintesis, pelepas bekerja untuk merangsang produksi hormon tubuh sendiri.