Nanopartikel adalah partikel mikroskopis yang tidak terlihat oleh mata manusia. Partikel-partikel ini adalah bagian dari cabang ilmu yang disebut nanoteknologi, yang membawa berbagai jenis materi ke skala molekuler. Seng oksida dan titanium dioksida adalah dua jenis nanopartikel yang paling umum ditemukan di tabir surya.
Dalam komunitas ilmiah, ada banyak perdebatan tentang apakah nanopartikel ini lebih berbahaya atau bermanfaat bagi manusia dan lingkungan. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang masalah ini, penting untuk mempertimbangkan pro dan kontra dari nanopartikel dalam tabir surya. Beberapa manfaat termasuk peningkatan penetrasi kulit dan perlindungan yang lebih baik dari sinar ultraviolet matahari. Kerugian, di sisi lain, termasuk potensi kerusakan sel dan pengaruh buruk terhadap lingkungan.
Menurut beberapa ilmuwan, nanopartikel yang ditemukan di tabir surya membantu meningkatkan cara zat bermanfaat menembus kulit untuk melindungi dari sinar matahari. Nanopartikel sangat mikroskopis sehingga berhasil menembus kulit. Karena epidermis biasanya sangat sulit ditembus, ini bermanfaat. Akibatnya, zat seng oksida dan titanium dioksida yang sehat dan bermanfaat dapat masuk melalui kulit dan akhirnya mencapai sel.
Hal ini pada gilirannya mengarah pada manfaat kedua dari nanopartikel dalam tabir surya. Karena nanopartikel mampu mencapai sel, mereka membantu memberikan perlindungan yang lebih baik pada kulit dari sinar ultraviolet. Jika dibandingkan dengan tabir surya tradisional, tabir surya yang mengandung nanopartikel lebih baik beradaptasi untuk melindungi dari kanker kulit. Ini sangat membantu di lokasi dengan sinar ultraviolet yang intens seperti Australia.
Di sisi lain, salah satu kelemahan utama adalah adanya potensi kerusakan sel saat menggunakan nanoteknologi. Karena ini adalah teknologi yang relatif baru, sulit untuk menentukan dengan tepat apa efek jangka panjangnya pada sel manusia. Beberapa ilmuwan khawatir bahwa menembus sel dengan nanopartikel akan meningkatkan tingkat spesies oksigen reaktif. Akibatnya, ada potensi kerusakan sel yang serius yang dapat memiliki konsekuensi kesehatan jangka panjang yang negatif. Sampai kita tahu lebih banyak tentang nanoteknologi, banyak ilmuwan yang waspada terhadap efeknya.
Masalah lain dengan nanopartikel di tabir surya adalah bahwa mereka juga dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Beberapa pemerhati lingkungan khawatir bahwa nanopartikel dapat mengganggu dan mengganggu mikroorganisme tertentu yang membantu mempertahankan lingkungan. Efek tidak alami pada biosfer ini dapat merusak tumbuhan dan hewan. Dalam jangka panjang, beberapa pihak khawatir bahwa nanopartikel dalam tabir surya bahkan berpotensi menimbulkan penyakit baru yang dapat membunuh manusia, tumbuhan, dan hewan.