Kekekalan momentum sudut adalah konsep dasar dalam fisika, bersama dengan kekekalan energi dan kekekalan momentum linier. Ini menyatakan bahwa momentum sudut total suatu sistem harus tetap sama, yang berarti kekal. Momentum sudut adalah sifat vektor, yang berarti ditentukan oleh besaran dan arah, sehingga kekekalan momentum sudut juga melibatkan vektor.
Kekekalan momentum sudut berlaku untuk sistem di mana torsi total yang diterapkan adalah 0. Torsi adalah gaya rotasi, seperti puntiran. Untuk menentukan apakah kekekalan momentum sudut berlaku, jumlah momentum sudut dalam sistem sebelum dan sesudah perubahan dijumlahkan. Jika momentum sudut setelah perubahan dikurangi sebelum perubahan sama dengan 0, momentum sudut kekal.
Momentum sudut, sering diwakili oleh huruf L dalam persamaan, adalah properti dari momen inersia dan kecepatan sudut suatu benda. Momen inersia, biasanya dilambangkan dengan huruf I, adalah ukuran resistensi suatu benda terhadap perubahan rotasi. Ini adalah fungsi dari massa dan bentuk benda. Satuan momen inersia adalah massa kali luas, tetapi rumus yang tepat untuk momen inersia bergantung pada bentuk benda. Buku teks fisika dan teknik sering menyertakan bagan dengan rumus untuk momen inersia bentuk objek umum untuk membantu dalam perhitungan.
Kecepatan sudut suatu benda diukur dalam radian per detik dan biasanya dilambangkan dengan huruf Yunani omega. Ini dihitung dengan membagi komponen vektor kecepatan yang tegak lurus terhadap jari-jari gerak dengan jari-jari. Dalam praktiknya, hasil sering kali diperoleh dengan mengalikan besar vektor kecepatan dengan sinus sudut vektor dan membaginya dengan besar jari-jari.
Untuk mencari momentum sudut suatu benda, momen inersia dikalikan dengan kecepatan sudut. Karena keduanya merupakan besaran vektor, maka kekekalan momentum sudut juga harus melibatkan besaran vektor. Perkalian vektor dilakukan untuk menghitung momentum sudut, L = I*w.
Jika benda yang akan dihitung momentum sudutnya adalah partikel yang sangat kecil, maka dapat dihitung menggunakan persamaan L = m*v*r. Dalam persamaan ini, m adalah massa partikel, v adalah komponen vektor kecepatan yang tegak lurus dengan jari-jari gerak, dan r adalah panjang jari-jari. Besaran dalam persamaan ini semuanya skalar, dan tanda positif atau tanda negatif digunakan untuk menunjukkan arah rotasi.