Psychotria viridis adalah spesies pohon berukuran kecil yang sering disebut sebagai “chacruna” atau “anggur visioner.” Ini berasal dari Amerika Tengah dan Selatan dan sering digunakan dalam pengobatan oleh masyarakat lokal di wilayah tersebut. Meskipun diyakini untuk mengobati sakit kepala migrain dan membersihkan usus, biasanya digunakan oleh orang-orang untuk efek halusinogennya. Karena bahan kimia yang ditemukan di daun Psychotria viridis adalah zat yang dikendalikan menurut hukum Amerika Serikat dan di banyak negara Eropa, mungkin ilegal untuk menggunakan tanaman ini di beberapa daerah di seluruh dunia kecuali jika diresepkan oleh dokter medis. .
Orang-orang di negara-negara Amerika Tengah dan Selatan, seperti Brasil, Ekuador, Peru, dan Kolombia, telah menggunakan Psychotria viridis selama berabad-abad. Daun tanaman ini sering digunakan dalam ritual keagamaan. Selain itu, meminum ramuan yang terbuat dari daun ini dipercaya dapat membantu seseorang meramalkan masa depan, mencegah sihir, dan melakukan keajaiban. Selain itu, juga dianggap dapat mengobati sakit kepala migrain dan membersihkan perut, sehingga membersihkan usus.
Banyak yang menggunakan Psychotria viridis menggunakannya sebagai halusinogen. Orang-orang suku Amerika Selatan dan Tengah mengklaim bahwa minum minuman yang dibuat dari tanaman akan membuat mereka melihat binatang di hutan Amazon yang lebat di mana penglihatan normal mereka akan mengecewakan mereka. Di Amerika Utara dan Eropa, beberapa individu mencoba menggunakan Psychotria viridis sebagai obat rekreasional, mencampurnya dengan tanaman lain untuk menciptakan efek yang lebih dramatis.
Psychotria viridis mengandung zat yang disebut dimethyltryptamine (DMT). Padahal, tanaman tersebut mengandung zat kimia dalam jumlah yang relatif tinggi, terutama dibandingkan dengan tanaman halusinogen lainnya. Akibatnya, Psychotria viridis tidak dijual di pembibitan tanaman atau rumah kaca di Amerika Serikat atau di banyak negara Eropa. Selain itu, seseorang yang memiliki daun Psychotria viridis dapat menghadapi tuntutan pidana di beberapa yurisdiksi, karena daunnya mengandung sejumlah besar DMT, yang merupakan zat yang dikendalikan di banyak tempat.
Selain fakta bahwa itu ilegal di banyak negara, ada efek samping yang terkait dengan penggunaan tanaman ini untuk tujuan pengobatan. Karena umumnya dicampur dengan inhibitor monoamine oksidase (MAOI), ramuan ini dapat menyebabkan tingkat tekanan darah tinggi yang berbahaya. Selain itu, dapat mengganggu obat farmasi lainnya. Dalam beberapa kasus, penggunaannya dapat menyebabkan depresi dan kejang-kejang juga. Juga, karena sering bekerja sebagai pencahar, dapat menyebabkan pengguna muntah atau diare untuk waktu yang lama.