Tanaman tahunan yang dikenal sebagai Baptisia australis berasal dari sebagian besar wilayah di Amerika Serikat Bagian Timur, dari Kanada Selatan hingga Texas. Juga dikenal sebagai nila liar, rattleweed atau nila palsu biru, tanaman ini menghasilkan bunga dan akar biru-ungu yang khas yang telah digunakan selama beberapa abad sebagai obat herbal untuk berbagai penyakit. Meskipun dianggap sebagai tanaman beracun oleh Food and Drug Administration AS, tanaman ini terkenal dengan sifat antibiotik, antiseptik, dan anti-inflamasinya.
Menurut University of Illinois Extension, Baptisia australis kaya akan tanin, glikosida, dan enzim alkaloid yang efektif dalam mengobati berbagai masalah medis, termasuk aktivitasnya dalam meningkatkan kekebalan sebagai apa yang disebut imunomodulator. Dalam konsentrasi yang terlalu tinggi, bagaimanapun, itu bisa menjadi racun. Seorang dokter harus berkonsultasi sebelum akar tanaman ini digunakan untuk tujuan pengobatan.
Meskipun Baptisia australis tidak disetujui untuk digunakan oleh organisasi kesehatan formal mana pun, penggunaannya yang diketahui tersebar luas. Menurut Rumah Sakit Florida, itu digunakan secara oral untuk mengobati infeksi bakteri dan meringankan gejala bisul. Hal ini juga digunakan secara topikal untuk mempromosikan penyembuhan luka, dari luka dan goresan hingga luka bakar dan bisul.
Penduduk asli Amerika sudah menggunakan Baptisia australis ketika penjajah tiba di Dunia Baru. Menurut Healthline.com, penduduk asli pernah menggunakan akar tanaman sebagai pencahar untuk meringankan sembelit dan sebagai obat muntah yang menyebabkan muntah ketika dicurigai keracunan. Ahli herbal memuji ekstrak akar tanaman untuk membantu penyembuhan infeksi pernapasan, demam, influenza, pilek, tonsilitis, dan demam berdarah. Mereka juga memuji penggunaannya sebagai obat kumur untuk melawan penyakit gusi yang dikenal sebagai gingivitis, sakit tenggorokan dan bahkan bau mulut. Pada 2011 studi medis telah membuktikan tidak satupun dari klaim ini; namun, bukti anekdotal telah memberikan beberapa verifikasi.
Pakar medis menyoroti sifat racun Baptisia australis, mendesak mereka yang mempertimbangkan obat herbal ini untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Efek samping dapat mencakup masalah pernapasan, kontraksi atau nyeri dada, dan ruam atau gatal-gatal pada kulit. Overdosis juga dapat menyebabkan muntah dan diare, menurut Rumah Sakit Florida. Anak-anak dan wanita hamil atau menyusui didesak untuk mempertimbangkan pilihan lain untuk pengobatan perawatan kesehatan. Mereka yang memiliki tekanan darah tinggi atau penyakit jantung juga berisiko lebih tinggi saat menelan tanaman ini.