Apa Karakteristik Umum Orang dengan Narsisme?

Orang dengan narsisme sering cenderung menampilkan serangkaian ciri kepribadian yang umum. Karakteristik ini cenderung mencakup kurangnya empati terhadap orang lain dan pemeliharaan jarak emosional tertentu. Orang dengan narsisme umumnya cenderung berpikir bahwa mereka lebih baik daripada yang lain, dan biasanya akan memperlakukan orang lain dengan hinaan dan cemoohan, kecuali mungkin beberapa figur otoritas yang mungkin telah mendapatkan kekaguman mereka. Orang-orang narsisis umumnya cenderung mudah marah, terutama ketika mereka percaya bahwa mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan. Mereka biasanya iri pada orang lain, dan mungkin percaya bahwa orang lain iri pada mereka, dan mereka umumnya memiliki perasaan yang meningkat tentang kepentingan mereka sendiri, memerlukan validasi emosional yang berlebihan, dan mungkin merasa tidak mungkin untuk menciptakan atau mempertahankan keintiman emosional.

Kebanyakan ahli percaya bahwa narsisis benar-benar mementingkan diri sendiri. Mereka cenderung memikirkan setiap situasi dan orang yang mereka temui dalam arti betapa berartinya hal itu bagi mereka secara pribadi. Narsisis biasanya tidak peduli dengan perasaan, kebutuhan, pendapat, atau ide orang lain. Mereka sering tidak mencari keintiman emosional dari hubungan, tetapi sebaliknya menggunakan hubungan sebagai sarana untuk mendapatkan lebih banyak perhatian untuk diri mereka sendiri.

Orang dengan narsisme umumnya percaya bahwa mereka memiliki hak untuk memegang kendali penuh atas orang-orang yang dekat dengan mereka, dan mungkin sering berperilaku dengan cara yang manipulatif secara emosional untuk mendapatkan dan mempertahankan kendali itu. Orang-orang narsisis mungkin menjadi marah ketika keinginan mereka ditolak atau hal-hal tidak dilakukan dengan cara mereka. Mereka biasanya mengalami rasa berhak yang kuat, percaya bahwa mereka memiliki hak atas apa pun yang mereka inginkan, kapan saja.

Karakteristik narsisme juga umumnya mencakup ketidakmampuan untuk mengakui atau menerima kekurangan atau kesalahan pribadi. Orang dengan narsisme cenderung menganggap diri mereka sempurna, dan tidak mampu melakukan kesalahan. Ketika narsisis melakukan kesalahan, mereka biasanya mencoba menyalahkan orang lain. Orang-orang narsisis sering kali bersedia menggunakan ejekan, manipulasi emosional, dan kebohongan langsung dalam upaya mereka untuk menyalahkan orang lain atas kesalahan mereka.

Karena narsisis tidak memahami reaksi emosional orang dengan ego yang sehat, mereka mungkin tidak sepenuhnya memahami bagaimana tindakan dan kata-kata mereka dapat membahayakan orang lain. Kebanyakan psikolog percaya narsisis tidak terlalu peduli jika perilaku mereka menyakiti orang lain. Orang dengan narsisme mungkin menyakiti orang lain, dan kemudian berusaha meyakinkan pihak yang terluka bahwa mereka telah berperilaku buruk dengan menolak menerima perlakuan yang menyakitkan. Seringkali, narsisis mungkin tampak sengaja menyakiti orang lain. Mereka mungkin terus menunjukkan perilaku yang menyakitkan bahkan setelah diminta untuk tidak melakukannya, misalnya, dan dapat meningkatkan perilaku tersebut sebagai sarana validasi diri.

Mereka yang menderita narsisme umumnya tidak dapat menerima segala bentuk kritik, meskipun mereka sering siap untuk mengkritik orang lain, biasanya panjang lebar. Mereka sering gila kerja, karena mereka dapat disibukkan dengan perolehan status sosial, kekayaan, atau kekuasaan. Narsisis biasanya terlalu peduli dengan penampilan luar, dan umumnya tidak berhubungan dengan perasaan, ingatan, dan pengalaman mereka sendiri.