Apa Jenis Strategi Diversifikasi?

Strategi diversifikasi memungkinkan perusahaan untuk memperluas lini produknya dan beroperasi di beberapa pasar ekonomi yang berbeda. Strategi yang paling umum termasuk diversifikasi konsentris, horizontal dan konglomerat. Setiap strategi berfokus pada metode diversifikasi tertentu. Strategi pertama digunakan ketika perusahaan ingin memperluas lini produknya untuk memasukkan produk serupa yang diproduksi dalam perusahaan yang sama, yang kedua digunakan ketika perusahaan ingin menghasilkan produk yang tidak terkait yang menarik pasar serupa, yang terakhir digunakan ketika perusahaan memperluas untuk beroperasi di dua atau lebih industri yang tidak terkait. Strategi diversifikasi membantu perusahaan meningkatkan fleksibilitas dan mempertahankan laba selama periode ekonomi yang lesu.

Strategi diversifikasi konsentris memungkinkan perusahaan untuk menambahkan produk serupa ke lini bisnis yang sudah sukses. Misalnya, produsen komputer yang memproduksi komputer pribadi menggunakan menara mulai memproduksi komputer laptop. Pengetahuan teknis yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas baru berasal dari bidang karyawan yang terampil saat ini. Strategi diversifikasi konsentris juga ada di industri lain, seperti industri produksi pangan. Produsen kecap dapat memutuskan untuk memproduksi salsa, menggunakan fasilitas produksinya saat ini — dan sangat mirip — untuk tugas tersebut.

Strategi horizontal memungkinkan perusahaan untuk mulai bergerak keluar dari zona nyamannya dalam hal pembuatan produk. Perusahaan akan memanfaatkan pangsa pasar pelanggan setia mereka saat ini dengan produk yang sedikit atau tidak ada hubungannya dengan produk yang saat ini dijual. Sebuah pabrik televisi mungkin mulai memproduksi barang-barang putih, seperti lemari es, freezer dan mesin cuci atau pengering. Kelemahan dari strategi diversifikasi horizontal adalah ketergantungan perusahaan pada satu kelompok konsumen. Perusahaan akan cenderung memasarkan produk kepada konsumen saat ini dengan memanfaatkan loyalitas merek yang terkait dengan produk saat ini. Ini berbahaya jika produk baru tidak disukai oleh produk lama perusahaan.

Ketika perusahaan terlibat dalam strategi diversifikasi konglomerat, mereka sering mencari untuk memasuki pasar yang sebelumnya belum dimanfaatkan. Perusahaan dapat melakukan ini dengan membeli atau bergabung dengan perusahaan lain dalam industri yang diinginkan. Pindah ke industri yang sama sekali tidak terkait seringkali sangat berbahaya, karena manajemen perusahaan saat ini tidak terbiasa dengan industri baru. Loyalitas merek juga dapat berkurang jika manajemen baru tidak mempertahankan kualitas produk saat ini. Keuntungan dari strategi diversifikasi ini berasal dari peningkatan fleksibilitas dan menjangkau pasar ekonomi baru. Misalnya, perusahaan yang memproduksi suku cadang perbaikan otomotif dapat memasuki industri produksi mainan. Setiap perusahaan dalam industri ini memungkinkan jangkauan pelanggan yang lebih luas dan kemampuan untuk mendiversifikasi peluang pendapatan ketika penjualan satu industri goyah dan industri lainnya tidak.