Apa Jenis Skenario Resolusi Konflik yang Berbeda?

Ada berbagai jenis skenario resolusi konflik, tetapi kebanyakan dari mereka diajarkan dan dipelajari untuk situasi yang berhubungan dengan sekolah dan tempat kerja. Dalam skala yang lebih besar, banyak skenario juga dapat dilihat di arena politik, baik di tingkat nasional maupun internasional. Banyak sekolah dan perusahaan mengajar kelas resolusi konflik dan mengutip situasi yang realistis, untuk mengajari siswa dan karyawan cara yang tepat untuk menghadapi konflik apa pun. Di kelas manajemen kemarahan, skenario resolusi konflik juga membantu mengajarkan peserta untuk berkepala dingin dalam situasi yang berbeda.

Secara umum, skenario resolusi konflik mengajarkan orang untuk memilih bagaimana mereka akan bereaksi selama konflik: untuk menghindari, menghadapi, atau beralih ke resolusi lain. Selain mengelola amarahnya, seseorang juga dapat belajar bagaimana memahami tindakan orang lain yang tidak pantas dan memberinya manfaat dari keraguan. Dengan cara ini, orang menjadi pemecah masalah dan pembawa damai yang efektif.

Di tempat kerja, salah satu skenario resolusi konflik paling umum yang disajikan adalah konfrontasi bos-karyawan. Karyawan dapat ditanyai bagaimana reaksi mereka ketika bos mereka marah dan meneriaki mereka secara verbal. Di sisi lain, supervisor dan atasan ditanya bagaimana reaksi mereka jika mereka marah karena kurangnya motivasi dan etos kerja karyawan. Dengan mendiskusikan jawaban, kelompok dapat menghasilkan perilaku yang sesuai yang dapat menyelesaikan masalah bersama antara atasan dan bawahan.

Konflik juga biasanya terjadi antara dan di antara karyawan itu sendiri. Skenario resolusi konflik yang umum termasuk proyek kelompok, bentrokan kepribadian, dan rekan kerja yang mengganggu. Bekerja dengan orang lain dapat bermanfaat, karena membagi dan mendistribusikan beban kerja, tetapi kadang-kadang, beberapa karyawan tampaknya mengendur. Terkadang, karyawan tidak akur karena terlalu banyak perbedaan atau kesamaan kepribadian. Dalam kasus ini, karyawan dapat belajar bagaimana memahami perbedaan, menghadapi rekan kerja tanpa menyerang mereka, dan kapan harus memberi tahu atasan mereka tentang perselisihan di antara karyawan lain.

Sedangkan untuk setting sekolah, siswa tidak hanya mengalami konflik di dalam gedung sekolah, tetapi juga di “dunia nyata”. Skenario resolusi konflik yang populer mencakup hubungan dengan teman sebaya, orang tua, dan guru. Mengadakan kelas resolusi konflik bahkan dapat mengatasi masalah bullying di kalangan anak-anak. Siswa juga diajarkan bagaimana menghadapi tekanan teman sebaya, terutama dalam hal kejahatan seperti narkoba, alkohol, dan merokok. Skenario resolusi konflik terkadang membahas siswa yang secara khusus bermasalah dengan masalah keluarga untuk mencegah siswa membentuk perilaku negatif.