Ironi dramatis, ironi situasional, dan ironi verbal adalah tiga jenis ironi utama sastra. Dasar ironi adalah bahwa ada perbedaan antara apa yang diharapkan dan apa yang nyata. Secara keseluruhan, ironi berhubungan dengan hal-hal yang tidak terduga. Tujuan ironi bisa untuk membuat orang berpikir, membuat orang tertawa, atau sekadar membuat kaget. Ironi juga dapat berfungsi untuk menambah ketegangan dan intrik plot cerita.
Ironi situasional, salah satu jenis ironi yang lebih mudah dikenali, melibatkan hasil aktual yang jauh berbeda dari hasil yang diharapkan. Jika karakter dalam novel adalah orang jahat yang merampok bank dan membahayakan banyak orang, maka mungkin tidak terduga baginya untuk melarikan diri dengan semua uang yang dia inginkan tanpa tertangkap. Sebuah cerita yang hangat dan menyenangkan tentang seorang anak yang menerima burung peliharaan untuk ulang tahunnya mungkin mengandung ironi situasional jika ternyata, tanpa diketahui orang tuanya, dia alergi terhadap burung dan dengan cepat menjadi sakit, yang mengharuskan pemindahan hewan peliharaan barunya. Ironi situasional sering membantu membuat pembaca tetap tertarik dan menebak-nebak apa yang mungkin terjadi selanjutnya, karena tidak mudah diprediksi.
Jenis ironi utama lainnya, ironi verbal terjadi ketika seorang karakter mengatakan satu hal tetapi berarti sesuatu yang sama sekali berbeda. Ambil dua karakter yang merupakan rekan kerja yang bekerja di kantor dan berbicara tentang bos mereka, Dr. Young, misalnya. Salah satu dari mereka mungkin berkata, “Tidak ada yang lebih saya inginkan selain menemui Dr. Young sekarang.” Sementara karakter yang mengatakan ini mungkin berarti dia akan senang melihat bos mereka sehingga dia bisa meninju orang yang dia benci, rekannya mungkin berpikir dia berarti dia sangat memikirkan bos mereka dan akan senang melihatnya. Ironi verbal terkadang mudah ditemukan dalam literatur; di lain waktu itu lebih halus dan membutuhkan beberapa pemikiran.
Ironi dramatis, juga salah satu jenis ironi utama, terjadi dalam sastra ketika satu atau lebih karakter kekurangan informasi penting yang telah diberikan kepada penonton. Dalam sebuah drama, misalnya, jika pasangan telah memutuskan bahwa mereka putus bukannya menikah tetapi keluarga mereka yang tidak tahu sedang sibuk mempersiapkan pernikahan mereka, maka ini dianggap ironi dramatis. Dengan ironi dramatis, penonton selalu tahu lebih banyak daripada karakter individu dalam sebuah cerita.