Apa itu Zoroastrianisme?

Zoroastrianisme adalah agama yang dimulai dengan seorang filsuf yang dikenal sebagai Zarathustra, atau Zoroaster, di Persia kuno. Ada sekitar 150,000 pengikut Zoroastrianisme saat ini, sebagian besar tinggal di India dan Iran. Seperti agama monoteistik lainnya, Zoroastrianisme menegaskan bahwa ada satu pencipta, Tuhan.
Zoroaster, atau Zarathustra, mengajarkan tentang Dewa Pencipta, Ahura Mazda, yang berarti “Tuhan Kebijaksanaan.” Politeisme, atau penyembahan banyak dewa, adalah umum di Persia selama masa Zoroaster, yang mengutuk praktik ini.

Dalam Zoroastrianisme, dianggap ada dua energi yang berlawanan dalam pikiran setiap orang. Energi positif disebut Spenta Mainyu, dan menciptakan kebaikan pada manusia, sedangkan energi negatif, Angra Mainyu, menciptakan kejahatan pada manusia dan mencegah dunia menjadi sempurna. Zoroaster mengajarkan bahwa semua orang bebas memilih antara Spenta Mainyu dan Angra Mainyu, dan bahwa orang bertanggung jawab atas tindakan mereka sendiri.

Dengan tindakan mereka, pengikut Zoroastrianisme percaya bahwa mereka dapat membuat diri mereka sempurna. Jika seseorang memilih jalan kebaikan, penganut Zoroaster berpikir bahwa mereka tidak hanya dapat menyempurnakan diri mereka sendiri, tetapi juga membantu menyempurnakan dunia. Dengan membuat dunia sempurna, mereka dapat menciptakan surga di Bumi. Sebaliknya, dengan orang-orang yang memilih jalan kejahatan, mereka menciptakan neraka yang sebenarnya di bumi.

Dalam Zoroastrianisme, api dianggap suci, simbol kebenaran, dan energi penciptaan. Api dipandang dengan hormat, dan setiap kuil Zoroaster memiliki api yang menyala di kuil mereka. Zoroaster cenderung berdoa di depan api atau sumber cahaya lain, untuk memusatkan pikiran mereka pada Ahura Mazda, atau Dewa Pencipta. Terkadang Zoroastrianisme dianggap sebagai agama yang menyembah api, tetapi api hanyalah simbol kebenaran.

Zoroastrianisme juga percaya bahwa penting untuk menjaga bumi, api, air, dan udara tetap murni dan tidak tercemar. Orang mati tidak dikubur atau dikremasi, karena ini akan mencemari bumi, atau membuang bahan bakar untuk api. Oleh karena itu, dalam Zoroastrianisme, orang mati secara tradisional ditempatkan di “menara keheningan”, bangunan berdinding tinggi dan terisolasi yang terbuka di bagian atas. Mayat membusuk dan tulang-tulangnya kemudian dikubur dalam lubang.