Apa itu Zonasi?

Zonasi mengacu pada praktik umum dalam perencanaan kota, di mana rencana induk dikembangkan untuk memutuskan bagaimana lahan sebaiknya dimanfaatkan. Rencana induk membagi suatu wilayah menjadi berbagai “zona”, mendiktekan hal-hal seperti apa yang dapat dibangun di zona-zona ini dan jenis bisnis apa yang dapat diterima. Undang-undang zonasi bisa menjadi sangat rumit, dan banyak orang yang mempertimbangkan untuk membeli tanah akan disarankan untuk berkonsultasi dengan pengacara tentang undang-undang penggunaan tanah yang berlaku, untuk memastikan bahwa mereka dapat menggunakan tanah mereka sesuai keinginan mereka.

Hukum-hukum ini memiliki beberapa fungsi. Pertama-tama, mereka melindungi bisnis dan tempat tinggal yang ada. Misalnya, di wilayah yang tidak memiliki undang-undang zonasi, sebuah perusahaan dapat membangun pabrik di tengah-tengah zona perumahan, yang berpotensi berdampak pada kualitas hidup penduduk. Undang-undang memastikan bahwa penggunaan lahan konsisten di wilayah tertentu, dan penggunaan yang saling bertentangan seperti industri berat dan perumahan tetap dipisahkan satu sama lain untuk kenyamanan semua.

Banyak kota juga menggunakan undang-undang zonasi untuk melindungi tampilan dan nuansa mereka. Misalnya, undang-undang dapat membatasi konstruksi di suatu area di bawah sejumlah lantai tertentu, atau dapat memblokir pembangunan kompleks apartemen di lingkungan tertentu. Hukum juga digunakan untuk memastikan bahwa tetangga tidak saling melanggar dengan konstruksi baru; misalnya, sebagian besar memerlukan tapak struktur baru secara signifikan lebih kecil daripada tempat dibangunnya, memastikan bahwa orang tidak, misalnya, membangun rumah yang menghalangi pandangan tetangga.

Kota juga dapat menggunakan undang-undang tersebut untuk mempromosikan industri tertentu. Misalnya, sebuah kota mungkin membuka zona industri ringan untuk mendorong perusahaan bermigrasi, atau, di daerah pedesaan, zona pertanian yang berbeda dapat dibuat untuk mendorong orang untuk terus bertani daripada membangun pembangunan perumahan atau mengubah pertanian mereka menjadi penggunaan industri. . Pada dasarnya, proses ini membantu mengendalikan pembangunan, idealnya dengan tujuan membuatnya berkelanjutan, menyenangkan, dan tidak kontroversial, meskipun tujuan ini tidak selalu terpenuhi.

Secara historis, undang-undang zonasi juga digunakan untuk tujuan diskriminasi ras, etnis, agama, atau kelas. Banyak negara telah mencabut undang-undang semacam itu dari buku mereka karena undang-undang itu tidak lagi sah, dan kadang-kadang, seseorang dapat digugat di pengadilan dengan alasan bahwa undang-undang itu mendiskriminasi secara tidak adil. Hukum juga menghadapi tantangan hukum di tempat-tempat seperti Amerika Serikat, di mana beberapa orang berpendapat bahwa mereka mendekati “perampasan”, sebuah praktik yang dilarang di bawah undang-undang hak.

Dimungkinkan untuk mengubah zona suatu area. Misalnya, pada awal abad ke-21, konsep kawasan penggunaan campuran dengan penggunaan perumahan dan komersial menjadi cukup populer. Banyak kota memulai kampanye rezoning, melabeli distrik yang dihasilkan sebagai area “penggunaan campuran” atau “tinggal/kerja” dan mempromosikannya secara sosial progresif. Proses ini bisa sangat rumit, dan seringkali berlangsung selama bertahun-tahun sementara orang-orang memperdebatkan dampak akhir dari keputusan tersebut.