Apa itu Yersinia Enterocolitica?

Yersinia enterocolitica adalah jenis bakteri yang dapat menginfeksi orang ketika mereka menelan daging yang kurang matang, susu yang tidak dipasteurisasi, atau air yang terkontaminasi. Orang yang terinfeksi dapat mengalami diare, sakit perut, demam, dan sejumlah gejala lain dalam beberapa jam setelah kontak dengan bakteri. Sebagian besar kasus infeksi Yersinia enterocolitica ringan dan hilang dalam waktu kurang dari satu bulan, meskipun infeksi yang parah mungkin memerlukan antibiotik resep untuk membasmi bakteri sepenuhnya dan mencegah masalah kesehatan jangka panjang.

Banyak hewan yang berbeda dapat menampung bakteri Yersinia enterocolitica, termasuk sapi dan babi. Sebagian besar kasus infeksi didapat setelah makan daging babi mentah atau setengah matang atau minum susu yang belum dipasteurisasi. Bakteri juga ada dalam kotoran hewan, jadi makan sayuran yang tidak dicuci atau air minum dari sumber yang dekat dengan peternakan atau peternakan juga dapat menyebabkan infeksi. Yersinia enterocolitica biasanya tidak menyebar langsung antar manusia.

Masalah gastrointestinal biasanya berkembang segera setelah infeksi Yersinia enterocolitica. Seseorang mungkin mengalami mual, diare, dan kram perut yang berlangsung selama beberapa hari. Demam dan episode muntah yang sering dapat terjadi, dan beberapa orang mengalami gejala tambahan yang menyerupai radang usus buntu. Dalam kasus yang parah, Yersinia enterocolitica dapat menyebabkan nyeri sendi, pembengkakan kelenjar getah bening, dan kesulitan bernapas. Seseorang yang mengalami gejala selama lebih dari beberapa hari harus mengunjungi dokter perawatan primernya untuk menerima diagnosis yang tepat.

Seorang dokter dapat memeriksa Yersinia enterocolitica dan menyingkirkan kemungkinan penyebab gejala lainnya dengan mengumpulkan sampel darah dan tinja untuk analisis laboratorium. Dokter juga dapat memutuskan untuk melakukan pemindaian tomografi terkomputerisasi pada perut untuk memastikan pasien tidak mengalami radang usus buntu. Setelah diagnosis dibuat, dokter dapat menentukan tindakan pengobatan yang tepat.

Beberapa kasus infeksi Yersinia enterocolitica tidak memerlukan intervensi medis. Jika gejalanya ringan dan tidak secara signifikan mengganggu gaya hidup pasien, dokter mungkin memutuskan untuk hanya menunggu bakteri berjalan dengan sendirinya dan dikeluarkan melalui buang air besar selama sekitar satu bulan. Infeksi yang parah atau persisten dapat diobati dengan antibiotik oral, yang mencari dan menghancurkan bakteri dalam darah dan saluran pencernaan.

Selain memberikan pengobatan, dokter dapat mendidik pasien tentang cara-cara untuk menghindari infeksi di masa depan. Seorang pasien diberitahu bagaimana meminimalkan risiko infeksi dengan mempraktikkan kebersihan yang baik dan mempelajari cara menyimpan dan menyiapkan produk makanan dengan aman. Selain itu, pasien sering diinstruksikan untuk mengonsumsi vitamin dan menjaga pola makan sehat dan rutin berolahraga untuk memperkuat pertahanan sistem kekebalan tubuh mereka terhadap bakteri dan virus.