Xia adalah istilah dalam filsafat Timur yang digunakan untuk menggambarkan orang yang benar dan terhormat. Konsep xia bisa sulit untuk didefinisikan, karena tidak ada istilah dari budaya lain yang secara tepat setara, tetapi kata-kata seperti “pahlawan”, “pejuang yang benar”, dan “ksatria” terkadang digunakan sebagai terjemahan kasar. Konsep xia memiliki sejarah kuno dalam budaya Tiongkok yang berlanjut hingga hari ini, terutama dalam perkembangan seni dalam genre wuxia, yang merinci eksploitasi orang-orang yang heroik dan sopan.
Seseorang yang mewujudkan semangat xia memiliki kode pribadi yang kuat, dan mematuhinya dengan cara apa pun. Kehormatan adalah nilai yang sangat berharga pada umumnya dalam budaya Tionghoa, sehingga orang yang menjunjung tinggi kehormatan cenderung digembar-gemborkan sebagai pahlawan, baik petarung yang terampil maupun tidak. Namun, orang yang dapat digambarkan dengan istilah “xia” juga merupakan pejuang yang sangat berbakat, dengan keterampilan seni bela diri Tiongkok yang luas.
Namun, keterampilan ini tidak digunakan untuk pertempuran atau pertunjukan yang merajalela; melainkan mereka digunakan sebagai alat untuk melindungi yang tidak bersalah dan melawan ketidakadilan. Pahlawan mungkin tidak selalu mematuhi aturan hukum untuk mencapai tujuan mereka, tetapi tindakan mereka selalu sesuai dengan keyakinan dan keyakinan pribadi mereka. Misalnya, seorang pejuang mungkin terpaksa melakukan sesuatu yang ilegal untuk membela orang lain, tetapi dia akan mempertimbangkan tindakan itu hanya karena itu dilakukan untuk kepentingan perlindungan, bukan untuk keuntungan.
Ketika seseorang digambarkan memiliki kualitas xia, itu berarti dia memiliki karakter yang sangat baik, dengan kode kehormatan yang kuat dan jelas. Dalam arti tertentu, xia dapat dianggap sebagai bentuk ksatria, karena menempatkan fokus berat pada memperbaiki kesalahan dan melindungi mereka yang membutuhkan. Baik pria maupun wanita dapat dianggap sebagai pahlawan dengan sifat xia dalam masyarakat Cina, perbedaan mencolok lainnya antara gagasan xia dan ksatria Eropa. Xia dapat bermanifestasi dalam seseorang dari kelas atau latar belakang apa pun, dan prajurit juga tidak perlu melayani penguasa atau penguasa tertentu.
Genre wuxia dapat membingungkan beberapa orang Barat, yang mungkin membaca buku wuxia atau menonton film wuxia dengan harapan melihat pertarungan yang detail dan kompleks di mana sang pahlawan menang atas pasukan musuh. Faktanya, sikap bela diri hanyalah sebagian kecil dari xia, karena para pahlawan didorong untuk menggunakan kekuatan persuasi dan diplomasi untuk mencapai tujuan mereka, daripada melompat ke pedang untuk solusi cepat.