Wacana filosofis adalah proses di mana dua orang atau lebih berdiskusi dan berkomunikasi tentang berbagai topik dan konsep dalam filsafat. Ini dapat terjadi dalam konteks yang didedikasikan untuk eksplorasi dan studi filsafat, atau dapat menjadi bagian dari diskusi tentang subjek lain, seperti seni atau sastra. Wacana filosofis sering terjadi secara terstruktur, dengan berbagai individu yang telah mempelajari filsafat dan yang berbicara tentang mata pelajaran ini dengan pengalaman dan latar belakang yang luar biasa di lapangan. Namun, itu juga dapat muncul sebagai proses alami, ketika orang mendiskusikan realitas dunia dan mencoba memahami pengalaman manusia yang lebih besar.
Sama seperti jenis wacana lainnya, wacana filosofis pada dasarnya mengacu pada bentuk komunikasi antara dua orang atau lebih. Komponen kelompok ini penting untuk gagasan ini, karena ia menganggap lebih dari sekadar seorang sarjana yang terisolasi yang mempelajari konsep atau gagasan filosofis yang berbeda. Wacana filosofis dapat terjadi melalui komunikasi verbal, seperti dialog antara ulama atau diskusi kelompok antara mahasiswa dan rekan-rekan yang telah belajar filsafat. Hal ini juga dapat terjadi melalui komunikasi non-verbal, seperti serangkaian esai yang ditulis antara profesor filsafat, atau artikel yang ditulis oleh seseorang yang ditujukan untuk peer review dan publikasi.
Salah satu cara umum di mana wacana filosofis dapat terjadi adalah dalam lingkungan skolastik, seperti kelas filsafat. Ini adalah lingkungan alami untuk komunikasi semacam itu, dan biasanya melampaui proses otoritatif seorang instruktur yang berdiri di depan sebuah ruangan dan memberi kuliah kepada siswa. Wacana filosofis sering mengharuskan siswa menjadi bagian yang aktif dan terlibat dalam proses, menuntut pertimbangan yang cermat dan pemikiran yang disengaja tentang suatu subjek. Percakapan semacam itu dapat melibatkan sejumlah konsep dan ide skolastik, termasuk gerakan dan tokoh yang berbeda dalam filsafat dan bagaimana ide-ide ini berhubungan satu sama lain dalam konteks yang lebih luas.
Ada juga pengaturan informal di mana wacana filosofis dapat terjadi di antara kelompok orang. Setiap pengaturan di mana individu berkumpul untuk membahas realitas keberadaan manusia dan mencoba untuk menempatkan pengalaman seperti itu ke dalam kata-kata, pada dasarnya adalah forum untuk wacana filosofis. Percakapan semacam itu tidak sepenuhnya membutuhkan latar belakang filsafat, karena orang sering kali dapat membentuk ide-ide mereka sendiri dan mengungkapkan pandangan umum mereka tentang pengalaman dan kehidupan. Percakapan informal ini mungkin tidak memiliki konteks dan kerangka acuan yang dimiliki para sarjana dan mahasiswa, tetapi ini tidak selalu merupakan kelemahan. Ketidaktahuan akan ide dan konsep yang mapan memungkinkan orang untuk lebih mudah membentuk ide mereka sendiri dan membangun pandangan dunia yang lebih bermakna.