Apa itu Vinil?

Vinyl terkenal sebagai pengganti kulit. Ini bisa disebut “kulit palsu” atau “kulit palsu.” Semacam resin plastik, yang terbuat dari klorin dan etilen. Nama tersebut sebenarnya berasal dari nama lengkap bahannya, polyvinylchloride (PVC).

Perajin seperti pembuat boneka menggunakan vinil untuk membuat pakaian boneka kulit yang mirip. Produsen mainan telah menggunakan bahan ini untuk memproduksi semua jenis mainan anak-anak selama beberapa dekade karena ketangguhannya. Juga, itu dianggap aman untuk anak-anak dan cukup murah.

Beberapa pelapis juga menggunakan vinil daripada kulit pada beberapa proyek. Kursi kursi di kafe atau di kendaraan rekreasi mungkin lebih praktis jika dibuat dari bahan ini daripada kulit untuk biaya dan kemudahan pembersihan. Ini juga tersedia dalam banyak warna, tekstur dan pola.

Scrapbooking adalah kerajinan populer yang menggunakan bahan ini. Anda dapat membeli vinyl lettering dalam berbagai jenis dan ukuran. Huruf juga dapat dilampirkan ke dinding untuk pesan unik sebagai bagian dari dekorasi Anda.

Karena vinil adalah bahan sintetis, tidak dapat bernapas seperti kulit dan oleh karena itu biasanya tidak digunakan secara teratur untuk membuat jaket dan pakaian lainnya. Ini juga tidak tahan lama seperti kulit dan sering kali lebih mudah pecah atau retak. Namun, vinil digunakan untuk membuat ikat pinggang dan tas murah serta alas piring karena dapat dengan mudah dibersihkan.

PVC ditemukan pada tahun 1920 dan tetap digunakan terutama karena ketangguhannya. Itu digunakan untuk piringan hitam untuk pemutar rekaman dan masih digunakan di banyak jenis aksesoris medis seperti sarung tangan, katup dan kateter. Pelapis dinding dan lantai vinil adalah dua penggunaan material yang paling umum.

Bahan ini bagus untuk proyek do-it-yourself yang membutuhkan kain murah, kuat, dan tahan lembab. Ketika kulit terlalu mahal atau tidak praktis, ia menawarkan pilihan yang lebih terjangkau dan praktis. Juga, tidak seperti kebanyakan plastik lainnya, vinil biasanya didaur ulang dengan baik, yang menjadikannya nilai tambah yang besar bagi lingkungan dibandingkan bahan sintetis lainnya.