Vaksinasi bacille Calmette-Geurin (BCG) adalah vaksin tuberkulosis yang biasa diberikan di negara-negara dengan tingkat tuberkulosis yang tinggi. Vaksinasi dibuat dari sejumlah kecil bakteri hidup yang mirip dengan bakteri penyebab tuberkulosis. Orang yang terinfeksi tuberkulosis setelah menerima vaksinasi BCG seringkali sembuh dengan sangat cepat karena vaksin mencegah penyebaran bakteri tuberkulosis di dalam tubuh.
Vaksinasi BCG telah digunakan sejak tahun 1921 dan sangat efektif dalam pengendalian tuberkulosis. Studi bervariasi, tetapi sebagian besar penelitian menunjukkan kemanjuran antara 56 dan 80 persen dan mungkin setinggi 100 persen bila diberikan kepada anak kecil. Ada berbagai jenis vaksinasi BCG, yang berasal dari strain bakteri Mycobacterium bovis yang berbeda.
Anak-anak yang hasil tesnya negatif untuk tuberkulosis dan tinggal di daerah di mana mereka terus-menerus terpapar tuberkulosis harus menerima vaksinasi BCG. Hal ini sangat penting untuk anak-anak di daerah di mana TB yang resistan terhadap isoniazid dan rifampisin sering terjadi. Petugas kesehatan mungkin memerlukan vaksinasi jika mereka terus-menerus terpapar tuberkulosis dan kemungkinan besar akan terinfeksi.
Kebanyakan individu tidak mengalami reaksi negatif terhadap vaksin BCG. Efek samping yang paling umum dari injeksi termasuk nyeri otot dan pembentukan pustula kecil di dekat tempat suntikan. Efek samping ini biasanya hilang dengan sendirinya, tetapi dapat berlangsung beberapa bulan. Jaringan parut permanen di tempat suntikan mungkin terjadi. Meskipun jarang, beberapa orang mengalami infeksi beberapa bulan atau tahun setelah vaksinasi yang dapat menyebabkan lesi tulang.
Orang-orang tertentu tidak boleh mendapatkan vaksinasi BCG karena potensi komplikasi. Tidak diketahui apakah vaksin tersebut dapat membahayakan janin dalam kandungan, sehingga wanita hamil tidak boleh mendapatkan vaksin tersebut. Karena vaksin membawa sejumlah kecil bakteri hidup, orang dengan sistem kekebalan yang rendah karena HIV atau kondisi medis lainnya atau yang baru saja menjalani transplantasi organ tidak boleh divaksinasi karena mereka bisa menjadi sangat sakit.
Orang yang menerima vaksinasi BCG dapat melakukan tes positif palsu ketika mereka menerima tes kulit tuberkulin. Hal ini dapat mempersulit dokter untuk menentukan apakah individu tersebut benar-benar terinfeksi tuberkulosis atau jika reaksi terhadap tes kulit berasal dari vaksinasi. Tes darah untuk tuberkulosis lebih akurat pada orang yang telah divaksinasi karena vaksin tidak akan menyebabkan hasil positif palsu pada tes darah.