Apa itu Urapan?

Urapan adalah praktik di mana minyak, salep, dan zat lain diterapkan pada orang atau benda, biasanya sebagai bagian dari upacara keagamaan. Urapan adalah praktik kuno, dengan berbagai budaya di seluruh dunia mempraktikkan pengurapan, dan terus menjadi bagian penting dari praktik banyak agama saat ini. Banyak orang telah diurapi pada beberapa periode dalam hidup mereka, dan beberapa orang diurapi secara teratur, sesuai dengan ajaran iman mereka.

Praktek pengurapan seseorang kadang-kadang dikenal sebagai pengurapan, terutama dalam tradisi Kristen. Seseorang mungkin diurapi sebagai bagian dari upacara keagamaan, terutama inisiasi, dan orang-orang juga secara klasik diurapi pada saat kematian dan untuk peristiwa-peristiwa besar lainnya, seperti pernikahan. Patung juga dapat diurapi secara seremonial pada hari libur khusus, terutama di Asia.

Berbagai macam zat dapat digunakan untuk mengurapi seseorang. Air adalah pilihan umum, seperti juga minyak esensial, produk susu, dan lemak. Seseorang mungkin juga diurapi dengan abu, cat, dan berbagai macam zat lainnya; biasanya zat diberkati sebelum diterapkan. Dahi adalah tempat umum untuk pengurapan, seperti tangan dan kaki, dan kadang-kadang titik lain pada tubuh dipandang sebagai tempat suci untuk tujuan pengurapan juga.

Paling klasik, orang diurapi oleh pejabat agama, seperti imam, meskipun orang juga bisa mengurapi diri mereka sendiri. Praktek Kristen memercikkan diri dengan air suci saat memasuki gereja adalah bentuk urapan, misalnya, dan beberapa dukun dan orang suci mengurapi diri mereka sendiri sebelum memulai upacara penting.

Seringkali, urapan digunakan sebagai bentuk pemurnian dan pengudusan, dengan individu yang diurapi dianggap, setidaknya untuk jangka waktu yang singkat, bebas dari dosa dan kejahatan. Orang sering diminta untuk diurapi sebelum berperang, dalam ketakutan akan kematian dalam pertempuran, dan pengurapan dipraktikkan baik sebelum dan sesudah kematian dalam budaya di seluruh dunia, sebagai bagian dari proses berduka dan untuk melindungi roh orang mati.

Diurapi bisa menjadi pengalaman yang sangat intens, karena sering terjadi di lingkungan yang sangat terkendali dan disucikan. Sementara seseorang diurapi, doa dapat diucapkan atau dinyanyikan, dan orang yang diurapi juga dapat bergabung dalam doa. Karena pengurapan sangat erat kaitannya dengan inisiasi dan perubahan hidup, peristiwa tersebut dapat menjadi momen penting bagi subjek dan juga orang-orang yang dicintainya.