Apa itu Uji Tuntas Keuangan?

Uji tuntas keuangan adalah gagasan bahwa investor dan pihak lain harus melihat keadaan dan nilai aktual dari ekuitas atau investasi sebelum membuat kesepakatan. Uji tuntas adalah konsep yang telah diterapkan, dan terbukti berharga bagi komunitas keuangan, selama hampir satu abad. Menurut banyak ahli, ini dimulai sebagai cara untuk membantu melindungi investor, tetapi sekarang telah menjadi standar umum untuk hampir semua jenis investasi atau transaksi bisnis yang mencakup risiko.

Asal usul istilah uji tuntas keuangan di AS dapat ditelusuri kembali ke tindakan yang dilakukan oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS, sebuah dewan pengawas, pada tahun 1930-an. Awalnya, uji tuntas adalah sesuatu yang berpotensi membebaskan pialang atau pengelola uang dari kewajiban terkait “non-disclosures”, atau hal-hal yang tidak sepenuhnya dijelaskan kepada investor. Idenya adalah, jika seorang pialang mempraktikkan uji tuntas keuangan yang akurat, dia tidak bertanggung jawab atas “ketidaktahuan” lainnya di atas dan di luar standar kritis penelitian pra-investasi.

Di zaman modern, uji tuntas adalah sesuatu yang direkomendasikan para ahli untuk investor individu. Uji tuntas pada dasarnya berarti melakukan riset sendiri tentang investasi yang diinginkan. Dengan alat online dan teknologi lainnya, jauh lebih mudah bagi investor untuk mempelajari lebih lanjut tentang ekuitas dan investasi lain sebelum membeli daripada sebelumnya.

Satu masalah dengan uji tuntas keuangan berkaitan dengan volatilitas. Setiap investasi memiliki tingkat risikonya sendiri, dan tanpa penelitian yang baik, investor mungkin tidak dapat memahami risiko itu dengan benar. Menilai risiko adalah bisnis besar di Wall Street, dan di komunitas keuangan secara keseluruhan. Uji tuntas membantu memastikan bahwa pembeli dan orang lain berada di halaman yang sama pada saat pembelian atau akuisisi.

Masalah lain yang mendorong perlunya uji tuntas berkaitan dengan apa yang oleh banyak profesional disebut “transparansi.” Transparansi adalah istilah yang sering digunakan untuk merujuk pada pemerintah, tetapi juga penting untuk perusahaan dan lembaga keuangan besar. Kurangnya transparansi, misalnya, di pihak CEO, yang bahkan mungkin mendorong temuan akuntansi internal yang cacat, telah mendorong banyak investor untuk lebih proaktif tentang uji tuntas, mencari untuk memastikan bahwa semua aset dan operasi terkandung dalam deskripsi perusahaan atau departemen akurat.

Temuan dasar dalam uji tuntas adalah apakah suatu investasi benar-benar sesuai dengan prospektusnya. Prospektus segera berharga bagi calon investor. Ini adalah ringkasan dari investasi dan apa yang dikandungnya. Para ahli mengatakan bahwa uji tuntas aktif sering kali diperlukan untuk memastikan bahwa semua informasi dalam dokumentasi ini benar dan tanpa hiasan.