Sebuah hattrick dalam sepak bola terjadi ketika seorang pemain mencetak tiga gol dalam satu pertandingan. Istilah “hattrick” dalam olahraga digunakan untuk merujuk pada pencapaian tertentu oleh seorang pemain selama kompetisi, dengan prestasi biasanya melibatkan tiga hal — seperti gol yang dicetak — dan bervariasi sesuai dengan olahraganya. Diyakini bahwa istilah ini berasal dari kriket pada abad ke-19, tetapi kemudian digunakan di banyak olahraga lain, termasuk sepak bola dan hoki. Ada juga variasi dari hattrick dalam sepak bola yang melibatkan pemain mencetak tiga gol dengan cara tertentu, seperti berturut-turut dalam periode yang sama atau dengan memukul bola dengan cara tertentu.
Kualifikasi
Seperti halnya di banyak olahraga, ada beberapa aturan informal mengenai penggunaan istilah “hattrick” dalam sepak bola. Misalnya, jika pertandingan seri setelah perpanjangan waktu dan dilanjutkan ke adu penalti, setiap gol yang dicetak tidak dihitung untuk hattrick. Dengan demikian, hattrick dalam sepak bola hanya dapat terjadi pada waktu regulasi, waktu tambahan, dan waktu tambahan. Setiap gol yang dicetak melalui tendangan penalti sebelum adu penalti akan dihitung sebagai hattrick.
Variasi
Jika seorang pemain sepak bola mencetak tiga gol berturut-turut dalam satu periode, itu disebut sebagai hattrick sempurna. Jika pemain lain di salah satu tim mencetak gol antara salah satu dari tiga skor oleh pemain lain, sehingga tiga gol tidak berturut-turut, maka itu masih merupakan hattrick tetapi bukan hattrick sempurna. Jenis lain dari hattrick dalam sepak bola adalah hattrick emas atau perfect hattrick, yang mengharuskan pemain untuk mencetak satu gol dengan menendang dengan kaki kanan, satu gol dengan menendang dengan kaki kiri dan satu gol dengan memukul bola dengan kaki kirinya. kepalanya. Tiga jenis gol dapat dicetak dalam urutan apa pun. Jenis hattrick ini membutuhkan keterampilan yang luar biasa dan jarang dicapai.
Asal Usul “HatTrick”
Penggunaan istilah “hattrick” dalam olahraga diyakini berasal dari tahun 1858, ketika HH Stephenson, seorang pelempar kriket, diberi topi setelah berhasil mengambil tiga gawang dalam tiga bola. Istilah ini mungkin paling banyak digunakan dalam hoki. Ketika seorang pemain hoki mencetak gol ketiga dalam satu pertandingan, banyak penggemar merayakannya dengan melemparkan topi ke atas es. Ini adalah perayaan yang sangat populer di awal abad ke-20, ketika pria sering kali mengenakan topi formal untuk acara olahraga, tetapi hal itu terus berlanjut hingga abad ke-21.