Apa itu Trauma Psikis?

Trauma psikis adalah cedera emosional yang bermanifestasi di kemudian hari sebagai tekanan atau gangguan mental. Berbagai jenis peristiwa dapat menyebabkan trauma semacam ini, termasuk penghinaan di depan umum, kekerasan fisik, dan pengabaian. Teori trauma psikis menyatakan bahwa manusia terkadang menemukan diri mereka tidak mampu sepenuhnya mengatasi pengalaman tertentu yang merusak secara emosional. Ketidakmampuan untuk mengatasi penderitaan mental ini menyebabkan masalah di kemudian hari, seperti peningkatan stres, kebiasaan gugup, atau kesulitan interpersonal.

Salah satu cara paling jelas dari trauma psikis menunjukkan dirinya di kemudian hari adalah melalui fobia, di mana pengingat akan pengalaman asli dihindari dan ditakuti dengan keras. Atau, seseorang yang menderita cedera psikis kemudian dapat mengalami serangan panik, depresi, atau bahkan halusinasi yang terganggu.

Penyebab trauma psikis bervariasi dan dapat mencakup cedera emosional yang kurang dikenal, seperti konfrontasi dengan objek yang ditakuti, tersesat, atau bahkan kelahiran. Seringkali, peristiwa traumatis asli tidak akan diingat dan harus diungkap melalui analisis gejala saat ini. Tidak ada obat yang diketahui untuk trauma psikis, meskipun konseling psikologis melalui terapis dapat memberikan beberapa bantuan.

Peristiwa yang sangat mengganggu cara seseorang melihat dunianya cenderung traumatis. Pengalaman perang seringkali menjadi sumber trauma psikis karena alasan ini. Pengalaman apa pun yang menunjukkan ekstrem kekejaman umat manusia, baik yang menimpa anak, populasi, atau hewan, lebih mungkin menimbulkan trauma bagi mereka yang mengalami atau menyaksikan peristiwa itu secara langsung. Selain itu, jika peserta tidak memiliki kekuatan untuk menghentikan peristiwa traumatis, perasaan tidak berdaya ini dapat menambah cedera.

Bayi, khususnya, seringkali mengalami trauma psikis. Sementara anak-anak mungkin tidak dapat mengingat pengalaman yang terjadi pada mereka dalam beberapa tahun pertama kehidupan mereka, operasi yang dilakukan sebelum usia tiga tahun telah terbukti menyebabkan cedera psikis. Demikian juga, kelahiran adalah pengalaman yang sangat traumatis, dan beberapa orang memerlukan perawatan untuk mengatasi cedera awal ini.

Mendiagnosis trauma psikis itu rumit, karena pasien biasanya tidak dilengkapi untuk mengidentifikasi akar masalahnya. Tidak seperti cedera fisik, di mana sumber masalahnya dapat dilihat, dianalisis, dan dioperasi, cedera yang bersifat emosional sebagian besar harus dianggap ada dan ditangani secara mental. Kadang-kadang, dalam upaya untuk mendiagnosis sumber penderitaan mental, psikolog akhirnya menyarankan kepada pasien sumber asli masalah mereka, sehingga menciptakan memori trauma yang salah. Bekerja dengan cedera emosional dan mental sangat spekulatif dan oleh karena itu berbahaya, dan harus sangat berhati-hati untuk terlibat hanya dengan dokter tepercaya.