Apa itu Trauma?

Kata “trauma” paling sering digunakan untuk menggambarkan cedera tubuh yang parah, tiba-tiba, dan segera mengancam jiwa. Komunitas medis memiliki keseluruhan sistem untuk memeringkat dan memilah pasien yang datang dengan gejala semacam ini, dan para profesional di bidang ini biasanya memiliki cara yang lebih sederhana untuk mengklasifikasikan cedera sebagai traumatis atau hanya serius; secara umum, mungkin sulit untuk menetapkan definisi spesifik karena seberapa luas kasus dapat bervariasi. Cedera otak traumatis berbeda dengan kekerasan tumpul pada kaki, misalnya. Orang juga dapat menderita trauma emosional, yang tidak selalu terlihat segera tetapi bisa sama seriusnya.

Kategori dan Penyebab Luas

Secara umum, cedera traumatis adalah cedera yang secara signifikan mengganggu fungsi setidaknya satu bagian tubuh. Mereka biasanya juga mengancam nyawa, atau setidaknya menanggung risiko kematian sebagai akibat yang mungkin terjadi, dan biasanya terjadi sebagai akibat dari kecelakaan atau tindakan kekerasan. Akibatnya, para profesional medis sering mencadangkan deskripsi “traumatis” untuk cedera yang paling serius atau paling rumit untuk dipecahkan. Banyak hal yang dapat memenuhi syarat, tetapi kondisi yang biasanya tidak mencakup penyakit dan penyakit yang berkembang seiring waktu; luka dangkal; dan komplikasi atau kondisi yang diharapkan, seperti dalam operasi.

Orang juga dapat mengalami trauma psikologis, yang merupakan cedera pada kesehatan mental yang paling sering disebabkan oleh peristiwa yang mengejutkan, menyakitkan, atau sangat mengganggu secara emosional. Ini cukup umum bagi orang yang telah menyaksikan cedera traumatis, baik untuk diri mereka sendiri atau orang yang dicintai, untuk mengembangkan respons psikologis; ini terutama berlaku bagi mereka yang selamat dari bencana alam dan peristiwa korban massal lainnya. Responden pertama sering juga terkena dampak. Tentu saja, respons mental semacam ini juga dapat disebabkan oleh contoh dan pengalaman pribadi yang lebih spesifik. Orang biasanya tidak menunjukkan tanda-tanda cedera atau kesusahan, tetapi gejolak yang mereka rasakan di dalam sangat nyata.

Tanggapan Medis

Tim medis biasanya dilatih untuk menangani cedera traumatis dengan cara yang sedikit berbeda dari cedera lainnya, dan personel di Unit Gawat Darurat biasanya berada di garis depan. Di beberapa rumah sakit, pusat trauma khusus telah didirikan untuk bereaksi cepat terhadap kebutuhan mendesak pasien yang sakit kritis. Orang yang dirawat di unit semacam ini biasanya adalah mereka yang pernah terlibat dalam berbagai jenis kecelakaan, tabrakan, atau serangan kekerasan. Hal ini biasanya dikelola oleh dokter khusus dan ahli bedah yang siap untuk menangani luka parah akibat benda tumpul.

Beberapa jam pertama setelah cedera kaliber ini adalah yang paling penting bagi peluang pasien untuk bertahan hidup. Moda transportasi medis tertentu seringkali sangat membantu dalam hal pengiriman tim perawatan ke lokasi kecelakaan dengan cepat. Tidak jarang tim-tim ini tiba dengan helikopter medis, yang biasanya jauh lebih cepat daripada ambulans.

Begitu tim medis berada di lokasi, para anggotanya bekerja dengan cepat untuk menstabilkan pasien untuk transportasi. Resusitasi jantung paru (RJP), terapi intravena, penerapan tourniquet atau teknik penyelamatan hidup lainnya dapat dilakukan untuk mempersiapkan pasien untuk layanan penyelamatan udara ke rumah sakit. Begitu korban tiba, operasi darurat atau tindakan luar biasa lainnya dapat dilakukan untuk menyelamatkan nyawa pasien.
Pemulihan dan Prognosis

Setelah bahaya langsung diatasi dan pasien telah stabil, dia sering dipindahkan ke pusat perawatan standar di rumah sakit atau fasilitas perawatan rawat jalan. Orang yang terluka parah akan sering memulai pemulihan di unit perawatan intensif (ICU) di mana mereka akan menerima perhatian sepanjang waktu untuk memastikan mereka tetap stabil. Kebanyakan orang yang mendapatkan perawatan cepat dapat membuat pemulihan penuh, tetapi banyak dari ini tergantung pada seberapa serius hal-hal di awal.

Dimensi Emosional

Selain cedera fisik, pasien sering mengalami efek psikologis atau emosional setelah kejadian yang sangat menyedihkan atau mengejutkan, atau bahkan rangkaian peristiwa yang menyebabkan orang tersebut merasakan penderitaan yang luar biasa. Biasanya, ini terjadi ketika sesuatu yang mengerikan terjadi secara tak terduga dan individu tidak berdaya untuk menghentikannya. Seseorang yang telah menderita pelecehan anak atau telah diculik mungkin juga mengalami efek ini, tepat setelah kejadian atau bertahun-tahun ke depan.

Seringkali, pada orang dewasa, bentuk neurosis seperti ini dapat bermanifestasi karena peristiwa traumatis yang terjadi selama masa kanak-kanak. Gejala umumnya termasuk mimpi buruk, menghidupkan kembali aspek menakutkan dari peristiwa tersebut, paranoia, atau perasaan bahaya yang akan segera terjadi. Ini dapat memakan korban dan sangat mempengaruhi hidupnya. Perawatan psikologis, sedini mungkin, dapat membantu meringankan rasa sakit ini dan mencegah kondisi mental jangka panjang, dan intervensi farmasi seringkali dapat membantu juga.