Transposon, juga disebut elemen transposable (TEs) atau “gen melompat,” adalah pola genetik yang berpindah dari satu penempatan genom ke yang lain. TE umumnya ditemukan dalam urutan asam deoksiribonukleat (DNA) organisme hidup, termasuk manusia dan tumbuhan. Perubahan lokasi transposon dalam struktur genetik terkadang dapat menyebabkan mutasi atau noda yang terlihat.
Awalnya, elemen transposabel ditemukan oleh Barbara McClintock dan Marcus Rhoades pada awal 1930-an. Sebelum penemuan ini, para ilmuwan percaya bahwa DNA stabil dan tidak berubah. Studi tentang transposon sangat meningkatkan pemahaman tentang bagaimana faktor genetik dapat mempengaruhi suatu organisme. Meskipun studi terobosan ini tidak segera diterima, karya McClintock membuatnya mendapatkan Hadiah Nobel pada tahun 1983.
Ada dua jenis umum transposon. Transposon kelas II terdiri dari DNA yang bergerak dari satu lokasi genetik ke lokasi lain secara langsung, mirip dengan “menyalin dan menempel” huruf dari satu area kalimat ke tempat yang berbeda. Atau, transposon kelas I memiliki langkah ekstra dalam proses duplikasi, menyalin pola DNA ke asam ribonukleat (RNA), dan kemudian mengubahnya kembali menjadi DNA di lokasi lain. Transposon Kelas I kadang-kadang disebut “retrotransposon”, yang berarti bahwa setiap segmen informasi genetik harus diterjemahkan dari RNA sebelum dapat dimasukkan ke lokasi baru.
Para ilmuwan tidak sepenuhnya memahami manfaat atau tujuan dari unsur-unsur transposabel pada awal 2012. Bahkan, banyak ahli menyebut mereka sebagai DNA “sampah” karena mereka tampaknya tidak meningkatkan kualitas organisme inang. Beberapa ilmuwan berteori bahwa keragaman yang disebabkan oleh unsur-unsur transposabel penting untuk seleksi alam; namun, tidak ada bukti bahwa ini benar.
Sementara penelitian tentang manfaatnya terus berlanjut, perubahan fisik yang disebabkan oleh TE mudah diamati. Sebagai contoh, mutasi genetik yang disebabkan oleh unsur transposabel dapat dilihat pada jagung varietas “India”. Setiap transposon membuat kernel yang tidak berwarna. Pola kernel bermutasi gelap dan terang memberikan tampilan mosaik pada tongkol. Pola gen transposon ini tidak membahayakan tanaman, tetapi memberikan penampilan yang berubah warna.
Beberapa peneliti berharap untuk menggunakan elemen transposable untuk memodifikasi struktur genetik dengan cara yang positif. Dengan mengontrol setiap transposon, para ilmuwan mungkin dapat mencegah terjadinya mutasi yang tidak diinginkan. Kemampuan untuk mempengaruhi mutasi pada tingkat genetik dapat menyebabkan terobosan besar dalam pengobatan dan pencegahan penyakit.