Transparansi harga terjadi ketika semua pihak yang terlibat dalam suatu transaksi mengetahui harga di balik produk yang dibeli dan dijual. Secara historis, kerahasiaan yang tinggi sering kali melingkupi penetapan harga, dan sejumlah inisiatif di akhir abad ke-20 berusaha memerangi hal ini dengan membuat informasi tentang harga lebih tersedia. Ketika transparansi harga bekerja dengan baik, itu menguntungkan penjual dan pembeli, melindungi orang dari penetapan harga yang tidak adil atau meragukan dan membantu pembeli memahami cara kerja penetapan harga, dan nilai sebenarnya dari barang yang mereka beli.
Beberapa faktor terlibat dalam transparansi harga di luar pengungkapan dasar penetapan harga. Ini termasuk pengetahuan tentang ketersediaan produk, karena ini dapat mempengaruhi nilai, dan lokasi produk, yang juga dapat mempengaruhi harga keseluruhan. Dengan sistem ini, pembeli dapat membandingkan pilihan yang ditawarkan oleh beberapa penjual, memilih penjual dengan harga, lokasi, dan ketersediaan terbaik. Demikian juga, penjual dapat melacak pasar, tetap waspada terhadap tarif yang berlaku, dan melihat bagaimana pesaing mereka menentukan harga produk mereka.
Contoh klasik transparansi harga adalah dalam negosiasi obat-obatan antara penyedia layanan kesehatan pemerintah dan perusahaan farmasi. Secara klasik, alasan di balik penetapan harga obat-obatan tidak jelas, dan konsumen serta perusahaan asuransi mungkin memiliki pemahaman yang tidak sempurna tentang faktor-faktor yang memengaruhi penetapan harga. Ketika transparansi dituntut, pembeli mungkin dapat menegosiasikan harga yang lebih baik untuk produk, menjaga biaya tetap rendah.
Bagi pembeli, transparansi harga berguna karena memungkinkan mereka membandingkan opsi penetapan harga dan melihat standar penetapan harga yang jelas. Transparansi harga juga dapat digunakan untuk melihat hal-hal seperti biaya yang dinegosiasikan untuk tarif massal, yang mungkin berguna bagi seseorang yang mempertimbangkan pembelian massal, dan untuk melacak ketersediaan komoditas tertentu. Penjual mungkin menghargai kemampuan untuk mendidik pembeli tentang harga, sementara memungkinkan pembeli untuk merasa lebih percaya diri tentang nilai barang yang mereka beli.
Penetapan harga yang transparan terkadang dapat menyebabkan kenaikan harga. Misalnya, perusahaan yang biasanya memberikan diskon besar-besaran untuk pembelian dalam jumlah besar mungkin enggan melakukannya karena kekhawatiran bahwa transparansi tentang penetapan harga akan membuat orang mengeluh tentang tarif negosiasi yang lebih rendah untuk harga grosir. Ini berarti bahwa pembeli produk massal tidak akan dapat menurunkan penghematan secara efektif. Namun, praktik di pasar keuangan ini juga mencegah pemotongan harga yang radikal dengan menjaga agar perusahaan tetap jujur kepada pelanggan mereka dan satu sama lain.