Total aset adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh bisnis atau individu. Untuk perusahaan, mereka terdaftar di neraca. Aset ini dinilai berdasarkan harga belinya, bukan nilai pasar aset saat ini.
Aset biasanya dapat dikonversi dari barang fisik menjadi uang tunai. Kemudahan di mana suatu aset dapat diubah menjadi uang dikenal sebagai likuiditas. Aset dapat mengambil berbagai bentuk, mulai dari real estat dan sekuritas investasi hingga peralatan dan inventaris. Uang tunai juga berkontribusi pada jumlah aset.
Total aset terdaftar di neraca perusahaan berdasarkan tingkat likuiditasnya, yang didasarkan pada kecepatan pertukarannya dengan uang tunai. Aset yang paling likuid dapat ditemukan di bagian atas laporan keuangan. Aset ini mungkin termasuk uang tunai atau investasi jangka pendek seperti ekuitas dan piutang, yang merupakan dana yang terutang untuk bisnis.
Di bawah investasi paling likuid pada laporan keuangan, aset lancar diuraikan. Termasuk di antara aset lancar adalah persediaan. Ini adalah barang-barang yang diharapkan akan dijual dan menghasilkan pendapatan dalam periode 12 bulan. Kelompok aset berikutnya adalah aset jangka panjang. Ini adalah barang-barang yang membutuhkan waktu paling lama untuk diubah menjadi uang tunai dan mencakup hal-hal seperti real estat, truk, dan mesin lainnya.
Item tidak berwujud juga berkontribusi terhadap total aset. Misalnya, paten, merek dagang, dan lisensi semuanya termasuk dalam jumlah total aset. Investasi, seperti saham dan obligasi, juga dikelompokkan di antara aset tidak berwujud. Situs web perusahaan dapat diperlakukan sebagai aset berwujud atau tidak berwujud, tergantung pada wilayah di mana kantor pusat perusahaan berada.
Total aset secara inheren didasarkan pada nilai pembelian suatu barang, sehingga harga banyak aset yang tercermin di neraca bisa jadi tidak lengkap. Ini karena nilai pasar suatu aset, seperti real estat, mungkin mengalami apresiasi atau depresiasi nilainya selama periode waktu tertentu. Perubahan nilai tersebut tidak akan tercermin dalam harga nilai beli, yaitu harga yang tercantum di neraca. Akibatnya, investor mungkin tidak selalu menilai perusahaan dengan benar dan mungkin terlalu positif atau negatif pada saham tanpa disadari. Nilai yang dicatat pada laporan keuangan adalah nilai pembelian, sehingga investor mungkin tidak dapat mengenali fakta bahwa sebidang tanah telah dihargai nilainya dari waktu ke waktu, misalnya.
Bagian lain dari total aset pada neraca perusahaan adalah kewajiban. Agar analis keuangan dapat menentukan nilai aset bersih suatu entitas, kewajiban harus dikurangkan dari total aset. Hasilnya dikenal sebagai ekuitas pemegang saham.