Topi opera adalah jenis topi yang berbeda yang dapat diciutkan agar mudah disimpan. Jenis topi ini juga dikenal sebagai gibus, chapeau claque, atau chapeau bra. Sampai runtuh, topi opera terlihat dan berfungsi persis seperti topi lainnya.
Topi asli dibuat menjelang akhir abad ke-18 dan menjadi mode selama abad ke-19 dan awal abad ke-20. Topi top pertama muncul di Inggris dan terbuat dari bulu berang-berang, mirip dengan banyak topi lain pada masa itu. Aspek yang paling menonjol dari topi itu adalah bentuknya yang berbeda, dengan pinggiran lebar dan bagian atas berbentuk silinder.
Bulu berang-berang yang digunakan untuk menutupi topi diganti dengan sutra yang dikenal sebagai “hatter’s plush” sekitar awal abad ke-19. Meskipun bahan ini pada awalnya dijauhi oleh banyak orang yang masih menyukai konstruksi bulu berang-berang, sutra segera menjadi bahan standar untuk topi atas. Pada pertengahan abad ke-19, topi atas adalah simbol kemakmuran, reputasi, dan kelas.
Daya tarik dari top hat adalah kemampuannya untuk membuat pemakainya tampak lebih tinggi dan lebih mengesankan. Biasanya dipakai miring ke depan dan pada sudut yang sangat kecil. Topi abu-abu dapat dikenakan dengan pakaian santai di siang hari, sedangkan topi hitam klasik digunakan untuk acara malam dan acara formal.
Topi adalah aksesori yang sangat umum untuk acara-acara seperti opera sepanjang abad ke-19. Namun, tinggi dan ukuran topi membuatnya sulit untuk disimpan di ruang jubah, dan penutup kepala setinggi itu tidak bisa dikenakan di gedung opera tanpa menghalangi pandangan orang lain yang hadir. Masalah yang berbeda ini menyebabkan penemuan topi opera.
Pada tahun 1823, Antoine Gibus menemukan solusi untuk topi yang dikenakan ke opera. Dia mengembangkan topi opera yang bisa dilipat, yang dioperasikan dengan menggunakan pegas kecil. Topi gaya baru ini dapat diratakan dan disimpan dengan rapi di bawah kursi seseorang di opera. Topi ini mendapat nama chapeau claque karena suaranya yang khas saat diremukkan.
Topi opera sering dipakai sebagai pengganti topi biasa untuk acara-acara selain opera juga. Itu sering runtuh dan membantu di bawah lengan pria sampai dia memutuskan untuk memakainya. Metode membawa topi ini membuatnya mendapatkan julukan lain, chapeau bra, yang dalam bahasa Prancis berarti “topi lengan”.
Meskipun top hat mengalami lonjakan popularitas terbesar selama abad ke-19, itu masih dapat dilihat hari ini di beberapa acara formal seperti pernikahan. Namun, versi topi yang dapat dilipat telah hampir sepenuhnya ketinggalan zaman. Topi opera sejati sekarang sulit ditemukan di luar toko barang antik.