Toksisitas ibuprofen terjadi ketika tubuh tidak mampu memetabolisme ibuprofen yang telah dikonsumsi. Biasanya, toksisitas ibuprofen diklasifikasikan sebagai toksisitas minor, toksisitas sedang, atau toksisitas mayor. Ketika seorang pasien memiliki toksisitas ringan, gejalanya termasuk kantuk, gejala gastrointestinal, detak jantung cepat, tekanan darah rendah, dan iritasi kulit. Toksisitas ibuprofen sedang dapat menyebabkan demam dan kejang, sedangkan toksisitas mayor dapat menyebabkan aktivitas kejang yang berkepanjangan, henti napas, henti napas atau jantung, dan syok.
Mengambil dosis ibuprofen yang direkomendasikan oleh produsen atau penyedia layanan kesehatan biasanya aman bagi kebanyakan orang. Masalah cenderung berkembang ketika ibuprofen diambil dalam dosis yang lebih tinggi dari yang direkomendasikan atau digunakan untuk waktu yang lama. Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) dapat menjadi racun bagi ginjal, dan pada mereka yang memiliki insufisiensi ginjal atau kondisi ginjal lainnya, penggunaan ibuprofen hanya boleh dipertimbangkan setelah dinyatakan aman oleh penyedia layanan kesehatan pasien.
Arthritis dan kondisi peradangan lainnya biasanya merespon dengan baik ketika diobati dengan ibuprofen. Ibuprofen tidak hanya memberikan penghilang rasa sakit yang luar biasa, tetapi juga mengurangi pembengkakan yang berhubungan dengan radang sendi. Bagi orang-orang yang berisiko toksisitas ibuprofen, metode lain untuk menghilangkan rasa sakit tersedia, termasuk produk acetaminophen yang dijual bebas. Ibuprofen juga efektif meredakan nyeri keseleo, nyeri otot, sakit kepala dan sakit gigi. Selain itu, ibuprofen juga merupakan penurun demam yang efektif.
Bahkan ketika ibuprofen dosis toksik tidak dikonsumsi, efek samping yang serius dapat terjadi, seperti perdarahan gastrointestinal. Toksisitas ibuprofen mungkin lebih sering terjadi pada mereka yang menggunakan obat bebas atau resep lainnya. Ibuprofen tidak boleh dikonsumsi dengan aspirin atau antikoagulan lain kecuali disarankan oleh penyedia layanan kesehatan. Meskipun umum pada orang dewasa, toksisitas ibuprofen dapat terjadi pada anak-anak, dan gejalanya mirip dengan orang dewasa. Orang tua harus membeli obat dalam paket keselamatan anak dan menjauhkan obat dari jangkauan anak-anak.
Terkadang, ibuprofen dapat menyebabkan retensi cairan, yang ditandai dengan kaki dan pergelangan kaki bengkak, wajah bengkak, dan jari bengkak. Ketika ini terjadi, penyedia layanan kesehatan harus dipanggil, karena pembengkakan abnormal mungkin merupakan tanda gagal ginjal dan keracunan ibuprofen. Jika gejala keracunan ibuprofen terjadi, perhatian medis darurat harus dicari dan pasien dibawa ke rumah sakit terdekat. Perawatan mungkin termasuk bilas lambung, atau memompa keluar isi perut, dan pemberian cairan dan obat-obatan intravena.