Toksin tetanus adalah toksin yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium tetani. Salah satu racun khususnya menjadi perhatian medis karena menyebabkan kejang otot pada korban, meskipun beberapa racun lain juga diproduksi oleh bakteri umum ini. Toksin tetanus menyebabkan gejala khas yang dikenal sebagai “tetanus” dan bisa berakibat fatal dalam beberapa kasus. Ini juga digunakan dalam produksi toksoid yang digunakan untuk menciptakan resistensi terhadap infeksi tetanus. Meluasnya penggunaan vaksinasi tetanus telah sangat mengurangi kejadian tetanus.
Bakteri ini secara alami ditemukan di tanah di seluruh dunia. Racun bakteri sering memiliki fungsi untuk bakteri, tetapi dalam kasus toksin tetanus, tidak ada fungsi yang diketahui. Toksin dilepaskan ketika bakteri individu mati dan pecah. Di dalam tanah, ia menghilang tanpa membahayakan, tetapi jika bakteri itu kebetulan menjajah luka, toksin itu bergerak melalui darah dan getah bening tubuh.
Toksin tetanus adalah racun saraf, dengan afinitas untuk sel-sel saraf. Ia bekerja dengan menghalangi pelepasan GABA, neurotransmitter dengan efek penghambatan. Ketika pelepasan GABA diblokir, otot-otot bisa menjadi kejang. Karena toksin tetanus menyerang saraf pendek terlebih dahulu, tanda pertama tetanus biasanya adalah kekakuan dan kejang pada otot-otot wajah. Istilah alternatif untuk tetanus adalah “lockjaw,” mengacu pada salah satu kejang khas yang terkait dengan kondisi tersebut.
Saat toksin tetanus menyebar ke seluruh tubuh, lebih banyak saraf yang terlibat dan otot tambahan bisa menjadi kejang. Ini bisa sangat menyakitkan bagi pasien. Dalam beberapa kasus, kejang sangat parah sehingga tulang-tulang tubuh patah, terutama tulang panjang seperti tulang paha. Saluran udara dapat menutup, menyebabkan pasien meninggal karena tidak mendapatkan cukup oksigen. Perawatan untuk tetanus termasuk pemberian antitoksin, terapi suportif, dan antibiotik.
Ketika toksin tetanus digunakan dalam produksi toksoid, itu bisa menjadi alat yang berharga untuk perawatan medis dan pencegahan penyakit. Toksoid diperlakukan racun bakteri dengan virulensi berkurang. Vaksinasi untuk tetanus memberikan sistem kekebalan dengan beberapa resistensi. Vaksinasi direkomendasikan setiap 10 tahun atau dalam situasi di mana seseorang mungkin berisiko terkena infeksi tetanus akibat cedera.
Genus Clostridium mengandung sejumlah spesies lain yang diketahui menimbulkan ancaman bagi kesehatan manusia. Infeksi bakteri ini dapat menyebabkan berbagai gejala, tergantung pada spesies dan tingkat keparahan infeksi.