Tindakan langsung mengacu pada aktivisme politik yang dimaksudkan untuk segera membuat perbedaan dalam suatu situasi, melalui berbagai cara. Tidak seperti tindakan tidak langsung seperti berpartisipasi dalam pemilu, jenis aktivisme ini seringkali berdampak langsung dengan menghalangi kegiatan yang direncanakan atau praktik bisnis, dan juga mempublikasikan masalah yang ada. Ada banyak cara untuk terlibat dalam jenis tindakan ini, mulai dari berpartisipasi dalam demonstrasi legal hingga sabotase ilegal. Aktivis dari segala usia berpartisipasi dalam aksi langsung dalam berbagai bentuk.
Konsep ini telah ada cukup lama, tetapi benar-benar mulai lepas landas pada pergantian abad ke-20, ketika diadopsi oleh gerakan buruh. Aktivis buruh berpartisipasi dalam pemogokan untuk mendapatkan lebih banyak hak, menyabotase perusahaan yang melakukan kekerasan terhadap pekerja, dan mencoba mendidik masyarakat umum melalui pawai dan demonstrasi. Gerakan politik lainnya mengusung tradisi aksi pengarah; gerakan hak-hak sipil, gerakan hak-hak perempuan, dan gerakan lingkungan, misalnya, semuanya menggunakan aksi langsung sebagai bagian dari strategi mereka.
Ada sejumlah bentuk yang berbeda dari jenis tindakan ini. Aksi non-kekerasan seperti aksi duduk, pemogokan damai, dan protes yang diizinkan cukup populer, dan dianut oleh sejumlah gerakan politik. Organisasi yang menggunakan aksi non-kekerasan sebagai cara berekspresi percaya bahwa demonstrasi damai adalah cara terbaik untuk menampilkan diri mereka sebagai kelompok rasional dengan keprihatinan yang valid. Tindakan non-kekerasan juga kurang mengasingkan daripada bentuk yang lebih merusak, yang mendorong orang untuk bergabung dengan organisasi dan berpartisipasi dalam kegiatannya.
Sabotase, vandalisme, perang gerilya, dan jongkok juga merupakan bentuk aksi langsung. Dalam kasus ini, tindakan tersebut biasanya ilegal, dan hampir selalu merusak dalam beberapa bentuk atau lainnya. Seringkali, perusakan hanya untuk properti, dan beberapa kelompok yang berpartisipasi dalam hal-hal seperti sabotase berpendapat bahwa mereka harus diklasifikasikan sebagai non-kekerasan karena tidak membahayakan orang atau hewan. Kelompok-kelompok yang berpartisipasi dalam bentuk tindakan yang lebih radikal seringkali bersifat anarkis, dan mereka mungkin memiliki fokus untuk menggulingkan kepercayaan sosial dan pemerintah konvensional.
Berpartisipasi dalam aksi langsung dimaksudkan untuk mencapai beberapa hal. Dalam arti pertama, tindakan tersebut mendorong orang untuk berpikir tentang dunia, mungkin mereformasi praktik seperti membeli barang yang dibuat oleh perusahaan yang menggunakan pekerja anak. Dalam pengertian kedua, tindakan tersebut dapat menciptakan perubahan langsung dalam cara menjalankan pemerintahan, atau cara perusahaan menjalankan bisnis. Dalam semua kasus, tindakan langsung seharusnya memiliki dampak yang bertahan lama sambil mengubah orang menjadi penyebabnya.