Apa itu Tetrazepam?

Tetrazepam adalah jenis obat yang dapat diresepkan untuk mengobati gejala atau jenis gangguan kecemasan, seperti episode serangan panik atau fobia, khususnya agorafobia atau ketakutan akan ruang terbuka atau keramaian. Oleh karena itu, diklasifikasikan sebagai obat ansiolitik. Ini juga dapat digunakan sebagai pengobatan untuk depresi, halusinasi, dan ketegangan atau sindrom pramenstruasi. Kemampuan tetrazepam untuk mengendurkan otot juga membuatnya menjadi obat yang efektif untuk serangan epilepsi, tremor, dan kejang otot. Obat ini sering tersedia hanya melalui resep dan dapat diminum baik dalam bentuk tablet atau cair.

Sebagai obat, tetrazepam adalah jenis benzodiazepin, yang dikategorikan sebagai depresan sistem saraf pusat (SSP) dan bekerja langsung pada otak dan sumsum tulang belakang. Ia bekerja dengan meningkatkan aktivitas asam gamma-Aminobutyric (GABA), neurotransmitter yang menghambat pelepasan neuron. Dengan cara ini, otak menerima lebih sedikit “pesan” dan mulai “menenangkan diri”, sehingga mengurangi kecemasan, halusinasi, dan ketegangan otot pasien. Efek relaksasi obat ini seringkali cepat, karena tetrazepam diserap oleh tubuh dalam waktu 45 menit atau kurang, dan menjadi lebih kuat dalam waktu dua jam.

Obat dapat bekerja secara efektif untuk kondisi yang berbeda, tetapi juga dapat menyebabkan beberapa efek samping, yang paling umum adalah kantuk, ketidakstabilan, dan kelemahan otot. Efek samping lainnya termasuk sakit kepala, gangguan penglihatan sementara, dan disarthia atau bicara cadel. Dalam beberapa kasus, pasien mungkin mengalami ketidaknyamanan gastrointestinal, kesulitan buang air kecil, dan perubahan libido.

Penting juga untuk dicatat bahwa dalam beberapa situasi, tetrazepam sebenarnya menghasilkan efek samping “paradoks”. Ini adalah masalah yang sangat ingin diobati pasien, seperti kecemasan, kejang otot, dan depresi. Kehadiran ruam kulit, di sisi lain, sering merupakan indikasi alergi terhadap obat. Dalam kedua kasus tersebut, pasien disarankan untuk segera menghentikan penggunaan obat dan berkonsultasi dengan dokter mereka. Mereka yang telah didiagnosis dengan glaukoma sudut sempit akut dan gangguan terkait hati umumnya tidak diperbolehkan minum obat.

Asupan yang berkepanjangan atau dosis besar tetrazepam dapat menyebabkan ketergantungan dan kecanduan obat, sehingga dokter mungkin harus secara teratur memantau pasien yang minum obat. Setelah kondisi telah diobati, pasien perlahan-lahan disapih dari obat dan disarankan untuk secara bertahap mengurangi jumlah asupan tetrazepam. Cara ini akan membantu mengurangi timbulnya gejala putus zat seperti berkeringat, gemetar, dan kejang pada kasus yang parah.