Apa itu Tes Stimulasi ACTH?

ACTH, juga disebut cosyntropin, menyebabkan kelenjar adrenal melepaskan kortisol ke dalam aliran darah. Tes stimulasi ACTH digunakan untuk mengukur seberapa baik kelenjar adrenal bereaksi ketika dirangsang oleh ACTH yang disuntikkan ke pasien. Hasil dari tes ini membantu mendiagnosis masalah kesehatan seperti penyakit Addison atau adanya tumor hipofisis.

Tes stimulasi ACTH mengukur jumlah kortisol yang ada dalam darah. Tingkat diperiksa pada awal tes, dan sekali lagi satu jam setelah injeksi ACTH. Sebelum ACTH disuntikkan, darah diambil dari vena di lekukan lengan. Untuk bayi dan anak kecil, lanset digunakan untuk membuat luka kecil sehingga beberapa tetes darah dapat diambil untuk pengujian. Sampel darah pertama ini digunakan untuk menentukan tingkat dasar kortisol.

ACTH kemudian disuntikkan. Setelah 60 menit berlalu, pengambilan darah dilakukan lagi, dan kadar kortisol diperiksa untuk menentukan bagaimana respons kelenjar adrenal. Tingkat kortisol yang rendah menunjukkan berkurangnya fungsi kelenjar adrenal dan bisa menjadi indikasi penyakit Addison atau kekurangan kelenjar adrenal lainnya. Tingkat yang sangat tinggi dapat menjadi indikasi masalah serius lainnya dan memerlukan penyelidikan lebih lanjut. Urinalisis juga dapat dilakukan bersamaan dengan tes stimulasi ACTH.

Agar hasil tes stimulasi ACTH valid, penting bagi pasien untuk mempersiapkan diri terlebih dahulu. Pedoman umum mengharuskan pasien untuk membatasi aktivitas selama 24 jam sebelum tes, menghindari olahraga berat seperti jogging, bersepeda dan tenis. Kedua, dia harus makan makanan berkarbohidrat tinggi sehari sebelum tes. Dalam beberapa kasus, pasien mungkin diminta untuk berpuasa beberapa jam terakhir sebelum tes dilakukan. Mematuhi semua persyaratan ini membantu memastikan hasil yang valid dari tes stimulasi ACTH.

Jika seseorang memiliki hasil abnormal dari tes stimulasi ACTH, pengujian tambahan akan dilakukan untuk menentukan alasan yang tepat untuk masalah tersebut. Pencitraan seperti computerized tomography (CT) scan kelenjar adrenal adalah umum, dan magnetic resonance imaging (MRI) scan dapat digunakan untuk mengidentifikasi masalah dengan kelenjar pituitari. Tes darah dan tes insulin dapat dilakukan juga, semua dengan tujuan akhir untuk mendiagnosis masalah dengan cepat dan membantu pasien kembali sehat dalam waktu sesingkat mungkin.